Membangun Masyarakat Madani Berbasis Kearifan Lokal

Kegundahan Emhusni Mubarok terhadap orang-orang yang dianggap "religius" itu orang-orang yang baik ternyata jauh panggang dari api. Ia mengatakan "...saya pernah merasakan hidup ditengah-tengah masyarakat yang mengaku “religious” tapi ternyata, setelah ditilik lebih dalam lagi sepertinya tidak.

Lindungi Anak dari Dunia Maya

Dunia maya yang tanpa batas menyimpan bahaya, utamanya buat anak-anak dan remaja. Untuk melindungi anak dari bahaya dunia maya, perlu keterbukaan komunikasi antara orang tua dan anak. Terdengar klise memang. Namun, sebenarnya itulah kuncinya.

Daftar Peserta Sertifikasi 2012

Informasi calon peserta setifikasi guru 2012 Kabupaten Bekasi yang berisi daftar guru lolos dan telah memenuhi persyaratan sebagai bakal calon peserta sertifikasi guru tahun 2012 sesuai database NUPTK per tanggal 30 september 2011 berjumlah 2.747 guru.

Peran IT dan Internet Bagi Pengembangan Pendidikan Anak

Internet memang bagaikan dua sisi mata uang dan pisau bermata dua. Ada sisi positif dan negatif. Kasus-kasus yang terjadi seperti, penghinaan, perselingkuhan, pencemaran nama baik, penipuan, pelecehan seksual, pornografi hingga penculikan dan bunuh diri,

Horeee..Aku LULUS

Untuk memilih perguruan tinggi yang ideal dan tepat atau yang sesuai dengan keinginan tidaklah sulit, walaupun begitu ternyata masih banyak diantara siswa/siswi SMA/SMK yang baru lulus mengalami kesulitan dalam menentukan perguruan tinggi pilihannya.

Sunday, May 5, 2013

Puisi Dibalik Jeruji "Bulan Bintang"

Adalah mantan Kabareskrim Polri Komjen Pol. Susno Duadji (SD) si pemilik puisi yg berjudul "Bulan Bintang". SD pernah populer lewat kasus "Cicak vs Buaya" atau KPK vs Polisi. Kedua lembaga rasuah tersebut tentu kita sudah tidak asing lagi, yaitu sama-sama sebagai lembaga penegak hukum, artinya memiliki tugas yang sama, termasuk menangkap para bandit2 dan koruptor kelas wahid. 

Kasus Susno Duadji terakhir ini memang kontroversial, baik dalam proses hukumnya maupun eksekusi penangkapannya hingga akhirnya menyerahkan diri tanpa perlawanan. Saat ini SD berada dibalik jeruji Lapas Tahanan Cibinong, walau proses hukumnya belum jelas. Inilah puisi Susno Duadji sambil menunggu hasil proses hukumnya dengan membuat sebuah puisi ke'galau'nya terhadap perlakuan hukum di negeri ini, dengan judul "BULAN BINTANG". 

Hitungan tarikh memang relatif pendek aku berada di keluarga yang sangat ku cintai ini,

Memang aku baru datang tapi aku bukan pendatang baru, jiwaku sudah terpatri pada BULAN dan BINTANG sejak dahulu kala,,,
sejak aku belum kenal politik,

Ayah dan keluarga ku penganut panatik ideologi BULAN BINTANG, beliau Masyumi sejati,

Tegakan hukum, tegakan kebenaran dan keadilan adalah garis perjuangan partai ku. Karena itulah pokok persoalan yang menyebabkan negeri ini terpuruk dan sulit untuk bangkit,

Bulan Bintang sangat mencintai negeri ini,
Bulan bintang akan sangat marah dan sedih,,,,,, sedih ,
Manakala hukum dipelintir, manakala hukum ditafsirkan demi kepentingan kaum pemegang kekuasaan dan penegak hukum itu sendiri,

Betapa mudah menghukum dan menghancurkan karir seseorang dinegeri yang katanya "berazas" kan hukum ini, mudah ,,,,dan gampang sekali,
Jauh lembih gampang dari pada menghukum pencuri sendal jepit, bahkan lebih mudah dari menghukum pencuri jemuran celana dalam,

Caranya ,,,
Cukup dengan "kekuasaan " dan ,,
"arogansi"
Manakala kedua kesaktian itu sudah bertemu, tamat riwayatnya karir dan kemerdekaan seseorang,
Mudah sekali, bukan ?

Sebagai kader BULAN BINTANG sejati,
Aku tak takut hal itu,
Aku rela dibui,
Bahkan aku rela mati
demi tegaknya hukum, kebenaran dan keadilan sejati,
Aku di bui, bukan aku menyerah.

Bukankah kita sebagai manusia adalah halifah di muka bumi ?
Bukankah Allah Swt sangat benci akan ketidakadilan,
Allah SWT membenci kezoliman.

Ya Allah ,,,
mereka merampas kemerdekaanku dengan dalih "menegakan" hukum,
Ya Allah.,,,
mereka sangat kuat,,,,
Tapi ,,, tapi aku sangat percaya bahwa ALLAH SWT Maha Kuat,,
Ya ALLAH tunjukan kepada mereka yg zolim bahwa ENGKAU Maha Kuat,
Aamiin YA Rabb.
Hanya kepada MU sebaik-baiknya aku meminta pertolongan.

Jakarta,
Hari pertama aku dipenjarakan. (SD)

Thursday, January 24, 2013

Sekolah Fotografi Ala Kampret

Postingan kali ini saya dedikasikan untuk Komunitas Fotografi Grup Kampret yang saya ikuti baru 1 bulan dalam rangkah ultahnya yang ke-1.

Sejak berdirinya Kampret 5 Februari 2012 lalu, pertengahan Januari 2013 ini baru genap satu bulan saya terdaftar dan terverifikasi sebagai 'murid' baru di sekolah Kampret (Kompasianer Hobi Jepret), berarti umur Kampret baru satu tahun dan bulan depan tepat ultahnya yang ke-1. Semoga tetap eksis dan bermanfaat bagi orang banyak. Amiiin.

Sebagaimana yang dicita-citakan para leluhur pendiri Kampret, keberaannya tak lain untuk berbagi pengalaman dan share ilmu seputar fotografi. Baik bercerita lewat foto, saling berbagi tips dan triknya bila perlu, tanpa membedakan Fotografer pro, amatir, ataupun anggota baru yang hanya sekedar hobi/penikmat foto. 'Murid-murid'nya bukan hanya di Indonesia, tetapi tersebar di berbagai belahan dunia, dengan syarat sudah memiliki akun di Kompasiana. Singkatnya beragam latar belakang ada disini. Preeet!


Tampak depan Grup Kampret.


Hasil comot di Wall Kampret


Kampret bagi saya adalah "tempat bermain kami, eh salah tempat bermain kita" sambil 'sekolah jepret', laksana ibu yang mau melayani, mengajari, dan membimbing serta tidak pelit ilmu, sehingga cepat mudah akrab sekalipun kita masih tergolong 'murid' baru. Sungguh, suasana yang bikin betah saja berada di Kampret. Nah, tidak berlebihan jika Kampret saya nobatkan sebagai Sekolah Photografi Ala Kampret atau seperti judul artikel ini "Kampret School of Photography.


Selama dua minggu sejak awal gabung, saya hanya menyimak dan menikmati foto-foto sambil ditemani si GG dan Kopi Aceh. Tepatnya pada WPC (Weekly Photo Challenge) FB dengan tema "Pagar" saya baru bisa kesempatan kirim foto 'pagar' yang kemudian masuk deretan yang direview oleh Tim Kampret. Selain itu ada tantangan lain di Kampret, yaitu WPC (Weekly Photo Challenge) K, yaitu menulis dengan bercerita lewat foto.


Foto pertama kali yang saya ikuti di WPC FB dengan tema "Pagar".



Pagar Tembok Warna-warni


Alhamdulillah, foto "pagar warna-warni" ini masuk deretan Review di WPC K Kampretos Kompasiana. Saya tidak tau kenapa foto itu masuk di deretan review, padahal banyak  foto-foto lainnya yang lebih cakep dan bagus. Masuk review saja sudah membanggakan buat pemula seperti saya apalagi  jika sampai dapat reward pulsa. Cemunguuud, tentu! :D


Karena masih 'geged' pegang kamera, pada tantangan berikutnya saya tidak ikut, lebih sering menyimak, dan menikmati foto2 para Kampretos, walau satu dua saya kirim juga, selebihnya cuma isi absen dan ngacir sambil ubek-ubek artikel2 yang ada di WPC K dan artikel2 fotografi yang pernah dikirimkan oleh para 'suhu'. Artikel2 itulah saya jadikan sebagai modul belajar sekaligus modal pembelajaran fotografi.
Insya Allah dari hasil baca-baca modul, juga tips-tips para Kampretos akan saya dedikasikan foto-foto hasil jepretan saya demi untuk memeriahkan acara [Jelang Satu Tahun] Bercerita bersama Kampret dengan tema "Kisahku dalam Foto".
Berikut adalah Foto-foto hasil jepret saya dari beberapa tempat dan sudut teknik-teknik fotografi, diantaranya  :


1. Rule of The Third.



Loket Peninggalan Belanda di Museum Bank Indonesia JKT.[f3,1/8sec,iso-800,fl.6mm]



Menunggu "Kereta Tiba Pukul Berapa" di St.Kota JKT.[f3,1/250sec,iso-80,fl.6mm]

Ada hal mendasar dan saya merasa lebih 'dewasa' berada di Kampret setelah mengenal lebih jauh tentang Garis dalam artikel Weekly Photo Challenge ke 3. Dalam artikel tersebut dijelaskan, bahwa ... "Jika komposisi itu di pilah-pilah satu persatu maka ada enam elemen penting yang menyusunnya, keenam elemen tersebut adalah: garis (line), bentuk (shape), wujud (form), tekstur (texture), pola (pattern) dan warna (color)".
Lebih lanjut dan dikutip dari seorang ahli dan pakar fotografi, bahwa garis memiliki peran penting dalam bidang fotografi, kenapa?. Karena jika sebuah foto tanpa garis, maka tidak akan ada bentuk, dan tanpa bentuk, tidak akan ada wujud sebuah foto. Kalau mau baca artikelnya ada di sini.


2. Komposisi Elemen Garis



Tiang Beton Museum Seni & Budaya Kota Tua JKT.[f.10,1/125sec,iso-400,fl.35mm]



Monorel Kreta di Taman Mini Indonesia Indah JKT.[f4,1/2000sec,iso-200,fl.20mm]



Tangga Gedung di Pasar Babelan [gb.setelah diCroping]



Terendam Banjir di Ps. Basah Marakash.[f4.2,1/250sec,iso-80,fl.12mm]


Foto-foto dari sudut teknik fotografi yang berbeda, antara lain  :

4. Framing




Dibalik jendela Miniatur Ruang Akad Kredit di Museum Bank Indonesia.[f.6.3,1/4sec,iso-400,fl.24mm]



Kota Tua dilihat dari Museum Seni dan Budaya [f.3,1/1000sec,iso-80, fl.6mm]


Selain teknik2 dasar seperti : pencahayaan, aspek komposisi, sudut pandang kamera dan kekontrasan foto yang tajam, ada yang lebih utama yaitu mengenal Cahaya, jika ingin tahu lebih detailnya saya pernah baca artikelnya di sini. Dan hal yang mendasar lainnya mengenal Warna, silahkan baca2  disini. Nah, keduanya sangat berperan penting dalam mempengaruhi hasil foto2 yang kita jepret. Khusus untuk artikel ini, terima kasih  Om ABdR dan para Kampretos yang lain atas share artikelnya.


Selain teknik-teknik fotografi yang sulit dan serius di atas, di sekolah Kampret diajarkan tentang bagaimana memanfaatkan sekitar halaman rumah kita untuk menjadi objek jepret menjepret dengan baik.


Berikut aksi saya melompat pagar yang tinggi dan anak saya berperan sebagai  'anak nenek sihir' dengan sapu 'nenek sihirnya'. Dan foto-foto bokeh mengakhiri hasil belajar saya selama satu bulan di sekolah Fotografi Ala Kampret.


5. Teknik Levitasi



'Landing' saat Lompat Pagar Tetangga.[f3.5,1/1000sec,iso-80,fl.8mm]



Ayumi si Anak 'nenek sihir dg sapu nenek sihir' saat take off '.[f4.2,1/500sec,iso-80,fl.12mm]

6. Foto Bokeh



Cabe merah siap panen.[f.3,1/90sec,iso-100,fl.6mm]



Bunga di halaman rumah.[f9.6,1/15sec,iso-100,fl.6mm]

Semua foto2 menggunakan kamera saku Touch screen Samsung T18, 14.5MP, walau terkadang untuk sekedar Kepo tentang Setting manualnya suka pinjem juga DSLRnya temen ^-^, tapi tak apalah Man untuk sementara pinjem istilah ini aja dulu "The Man Behind The Gun" eh salah ..The Man Behind The Camera".


Itulah Catatan Harian yang saya rangkum dalam satu bulan selama di Sekolah Kampret yang bisa saya dedikasikan dalam moment Ultah Kampret yang ke-1 ini dengan satu motivasi yang tinggi dengan sekelumit ilmu yang saya dapati selama satu bulan di sekolah Kampret. Semoga bermanfaat dan salam Jepret..!!



Bagi kawan2 kompasianer dan Kampretos jika ingin berkenan baca2 artikel peserta lainnya silahkan ke halaman http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2013/01/13/jelang-ultah-kampret-bercerita-bersama-kampret-518973.html

**) Postingan ini saya buat untuk ikut lomba "Berkisah lewat Foto" dalam memeriahkan Ultah Kampret yang ke-1. Tentang artikel ini saya muat di blog Tahapan Fotografi.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...