Tuesday, March 13, 2012

Money Politics Masih Memimpin (Catatan Anggota PPS pada Pilkada Bekasi)

photo: Rootband
Sebagai kata lain yang tepat dari judul di atas yang cocok bisa menjadi "Kejujuran belum saatnya Memimpin". Dan tentu akan menjadi maksud yang sama juga jika kita ubah lagi menjadi "Ketidakjujuran masih memimpin". Dan saya mencoba untuk memberi judul menjadi  "Money Politics masih Memimpin". Memimpin apa? dari segala hal yang berkaitan untuk mencapai tujuan agenda politik tertentu khususnya bidang struktural kepemerintahan (pelayan publik) baik skala Nasional maupun lokal/daerah, mulai dari pemilihan ketua rt/rw, pemilihan kades/lurah, camat, cabup, cagub, dpr sampai kepada pemilihan orang nomor satu yaitu Presiden. Tidak ada yang tidak menggunakan cara money politcs, tak terkecuali termasuk yang terjadi di Pilkada Kabupaten Bekasi 2012 sekarang ini.

Tentu anda masih ingat lagu yang dilantunkan Franky, Slank, Katon Bagaskara, Iwan Fals, Dede Yusuf dan para pengamen jalanan saatnya kejujuran memimpin negeri ini ternyata harus membentur tembok waktu. Sebab lagu itu belum tepat untuk diterjemahkan menjadi kenyataan politik sekarang. Pesan yang ingin disampaikan lewat lagu itu ternyata melampaui zamannya. Masih berada di wilayah harapan, berada dalam ruang dan waktu masa depan.
 

Artinya, saat ini ketidakjujuran masih memimpin negeri ini tak terkecuali pada PILKADA Kab. Bekasi. Ini sebuah kenyataan pahit yang harus ditelan oleh rakyat Bekasi. Betapa tidak, kalau dicermati, pelaksanaan Pemilihan Bupati/Wakil Bupati  dari ketiga pasangan Cabup/Cawabup sungguh jas bukak iket blangkon alias sami mawon, atau sama dan sebangun. Apanya yang sama dan sebangun? Kecurangannya. Lagu itu memang diperuntukka pada Pilpres atau Pileg beberapa tahun yang lalu, kiranya berlaku juga untuk PILKADA Kab. Bekasi yang jatuh pada 11 Maret 2012 minggu kemarin yang baru selesai Pemungutan dan (proses) Perhitungan Suara yang 'kental' dengan nuansa money politics.


Pada Pilkada tahun ini, ada tiga pasang calon Bupati Bekasi yang menjadi kandidat Bupati Bekasi peirode 2012-2017. Ketiganya adalah nomor urut 1. Pasangan : dr. Neneng Hasanah Yasin-H. Rohim (NERO), 2. DR. H. Sa'duddin-Jamalullail (SAJA) atau (Incumben), dan 3. Darip Mulyana-H.Jejen Sayuti (Dahsyat). Sudah bisa dipastikan ketiga para peserta cabup/cawabup menggunakan caranya untuk dapat 'menggiring' pemilih dengan menggunakan money politics, tentu dengan cara yang berbeda-beda sesuai kemampuan finansial dan strategi yang dimiliki masing-masing tim suksesnya. Lalu apa buktinya? Hati nurani masing-masinglah yang paling tau untuk membuktikannya. Mungkin juga ini hanya perasaan, hanya intuisi saja, mungkin juga memang kebenaran sejati sedang dilindas oleh ketidakbenaran. Kita tidak tau, yang tau pasti bahwa di negeri kita ini "ketidakjujuran masih memimpin".

Masa Kampanye dan Kemampuan Ketiga Cabup/Cawabup

Mulai awal kampanye (terbuka/tertutup) sudah mulai terlihat akan kemampuan ketiga pasangan calon, baik kemampuan kualitas para calon (melalui penyampaian visi misi dan program) dan juga kemampuan 'finansial'nya. Secara kualitas pribadi masing-masiang calon, pasangan SAJA lebih unggul, selain pengalaman selama 5 tahun menjabat Bupati dan juga latar belakang pendidikan  keduanya adalah seorang Doktor (S3). Pasangan Darip Mulyana - Jejen Syayuti (Dahsyat) memiliki pengalaman yang cukup lama dalam bidang pemerintahan sebagai camat dan Wakil Bupati (incumben). Pasangan dr. Neneng Hasanah-H. Rohim (NERO) selain umur neneng yang masih muda 32 tahun, juga  'miskin' pengalaman. Saat ini Neneng adalah Anggota DPR Prop. Jabar (Golkar) dan wakilnya H.Rohim Mantan Sekdes, dan Anggota DPRD Kab. Bekasi (Demokrat). Sedangkan dari visi misi dan program ketiganya 'biasa-biasa' saja.


Ketiga calon memiliki kemampuan dan kekurangan yang berbeda-beda. Saya hanya melihatnya hanya dari dua sisi saja : kualitas, dan finansial. Kemampuan lain yang sebanding lurus yang berkaitan langsung dengan posisi jabatannya sudah tercakup pada kemampuan 'kualitas' dan kedua adalah kemampuan finansial adalah kemampuan sebagai salah satu variabel penentu atau 'senjata' untuk mencapai keberhasilan kemenangan selain sbg cost politics. Semua orang awam mafhum bahwa finansil adalah alat yang sering digunakan untuk 'menggiring' pemilih ke salah satu pasangan calon. Siapa yang banyak uang dialah pemenangnya. Dari ketiga calon yang memiliki kemampuan lebih dari sisi finansial adalah pasangan NERO (Dari informasi Tim suksesnya, Nero akan menyiapkan dana 120 M untuk memenangkan Pilkada), dan yang paling 'kere' pasangan nomor urut 3. Darip Mulyana-H. Jejen Syayuti (Dahsyat). Pasangan nomor urut 2? Dr. H. Sa'duddin-H.Jamalullail (incumben) berada diantara keduanya, kalaupun kekayaannya banyak mungkin tidak dipersiapkan sebanyak  pasangan nomor 1 (NERO). Kita juga faham,  kebutuhan finansial hanya untuk keperluan Cost politics dan tidak dibenarkan untuk money politics. Secara literate 'pemain' politik sangat memahami perbedaan money politics dan cost politics. Tetapi pada praktiknya disalahfahami dengan sadar oleh sebagian besar 'pemain' politik bahwa money politics=cost politics.


Uji Kemampuan ketiga calon juga bisa dilihat pada Debat Kandidat Cabup/Cawabup di MetroTV yang disiarkan secara Nasional. Walau ketiga calon saling menyudutkan (sangat menyedihkan), terutama diantara calon ada yang tidak mengerti tentang MDGs (Millenium Development Goals). Dan ada juga antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung!. Agar bisa dipahami dan bisa nyambung, ikuti terus catatan selanjutnya. (Bagian 1 dari 3 tulisan).

Bersambung dan tunggu pada tulisan berikutnya  :

2.DPT, dan Hari H Pemungutan dan Perhitungan Suara (Minggu, 11 Maret 2012)

3.Hasil Pemungutan dan Perhitungan Suara (Quick 'Magic' Count Lokal)

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih Sobat Telah Berkenan Meluangkan Waktu Mengomentari dan Saya akan segera komen balik Anda. No. Porn No. Spam.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...