"tak putus dirundung malang" kata yang tepat untuk disematkan ke pak SBY sejak mencuatnya kasus Century, mafia pajak, cicak buaya, kasus hukum gayus serta tingginya harga-harga barang, mulai langkanya BBM, dan sederet persoalan lainnya. Hal inilah yang menjadi gambaran semakin buruknya raport pemerintah di mata rakyat, hingga persoalan Ahmadiyah pun pemerintah tak punya sikap tegas.
Lalu ada apa dengan fenomena Google mencantumkan saran revisi kata 'keburukan SBY' pada kata pencarian 'kebaikan SBY'?.
Menurut saya itu karena banyak kosa kata negatif yang masuk dan turut mempengaruhi mesin pencari Google memilih kata kunci "kebaikan SBY" direvisi menjadi "keburukan SBY". Atau barangkali karena derasnya tanggapan negatif masyarakat tentang kinerja buruk Pemerintahan SBY melalui berbagai artikel di jejaring sosial ataupun di situs-situs yang masuk dalam keranjang Google. Walau demikian tetap ada penjelasannya.
Ada banyak pendapat tentang kejadian langka ini mulai dari berbagai pendapat dan spekulasi. Ada yang mengulas dari unsur kebahasaan, fasilitas pemeriksa ejaan google, hingga setting pencarian google.
Menurut pengamat telekomunikasi Budi Raharjo ada banyak kemungkinan terkait proses revisi yang diberikan Google. Namun, ia menegaskan tidak ada unsur kesengajaan pada karena ini hanyalah mesin pencari otomatis.
“Ini bukanlah kesengajaan. Ada banyak alasan mengapa Google secara otomatis melakukan penyaranan revisi pencarian. Ini bisa saja terkait perbedaan isi dengan indeks, jumlah kata kunci keburukan yang lebih banyak dan lainnya,” kata Budi Raharjo.
Kemungkinan pertama, ada banyak orang yang membuat artikel soal kebaikan SBY namun berisikan informasi lebih banyak tentang keburukan SBY pada tubuh artikel. Karena Google merupakan mesin pencari yang memanfaatkan jumlah kata kunci maka secara otomatis Google melakukan koreksi.
Kedua, banyak pihak yang menulis di judul atau paragraf awal di artikel yang diindeks di Google, memasang kata 'kebaikan SBY'. Namun, di halaman selanjutnya, komentar yang muncul atau tautan artikel mencantumkan banyak kata soal keburukan SBY.
"Kita tidak bisa tahu secara langsung di halaman depan Google soal isi keseluruhan artikel terkait ‘kebaikan SBY’. Bisa jadi, banyak yang mencantumkan kata keburukan SBY pada komentar dan tautan.”
Kemungkinan ketiga adalah pemasangan indeks dan kategori kata berupa ‘keburukan SBY’ pada artikel atau berita internet berisi kebaikan SBY. “Semua artikel di internet pada dasarnya mencantumkan indeks dan kategori. Karena itu, bisa jadi ketidaksesuaian pemasangan indeks dan kategori terhadap isi berita.”
Sedangkan politisi Demokrat Roy Suryo tidak heran ketika mesin pencari google malah menyodorkan kata keburukan SBY saat mengetik kata 'Kebaikan SBY'. Roy -- yang juga jadi 'korban' -- menilai ada seseorang yang memainkan Google sehingga bersikap demikian.
Sebelumnya praktisi telematika dan dosen Fakultas Sains & Teknologi UIN Syarif Hidayatullah, Abimanyu Wachjoewidajat mengutarakan analisisnya.
"Menurut saya yang sebenarnya terjadi adalah murni hasil telematika di mana bahwa algoritma pencarian Google adalah mencari persamaan huruf yang Anda cari, lalu dicocokkan dengan kumpulan kata yang ada pada database dan indeks yang terbanyak akan menjadi acuan," paparnya
Sebelumnya praktisi telematika dan dosen Fakultas Sains & Teknologi UIN Syarif Hidayatullah, Abimanyu Wachjoewidajat mengutarakan analisisnya.
"Menurut saya yang sebenarnya terjadi adalah murni hasil telematika di mana bahwa algoritma pencarian Google adalah mencari persamaan huruf yang Anda cari, lalu dicocokkan dengan kumpulan kata yang ada pada database dan indeks yang terbanyak akan menjadi acuan," paparnya
Jika pengguna membuka halaman situs www.google.co.id dan mengetik kata kunci ‘kebaikan SBY’ maka muncul revisi dari Google berbunyi, “mungkin maksud Anda adalah: keburukan SBY”. Hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya.
sumber :berbagai berita situs di dunia maya.
0 comments:
Post a Comment
Terima kasih Sobat Telah Berkenan Meluangkan Waktu Mengomentari dan Saya akan segera komen balik Anda. No. Porn No. Spam.