Bulan ini adalah bulan pertengahan di tahun 2012, setengahnya lagi akhir tahun ini jatuh di bulan Desember 2012. Ada apa di bulan dan akhir tahun tersebut?. Wallahu'alam. Penasaran...? silahkan lanjutkan membaca resensi sebuah Film akhir kehidupan : Doomsday 2012 ini yang saya dapat dari catatan kawan saya (Inayatullah Hasyim) yang ditulis bulan Nop. 2009. Walau sudah 2 tahun tetapi menurut saya catatan ini sangat menarik dan perlu dibaca, semoga menjadi hikmah bagi kita yang membacanya.
Doomsday 2012: Akhir dunia?
Saya baru saja menyaksikan film 2012: Doomsday. Terus terang, ketertarikan saya untuk menonton film itu setelah mendengar ribut-ribut Majelis Ulama Indonesia (MUI) cabang Jawa Timur yang kabarnya meminta umat Islam untuk tidak menonton film tersebut. "Meski kami tidak mengharamkan, namun secara lisan kami mengimbau agar film itu (2012) tidak ditonton," ujar Ketua MUI Jatim, KH Abdus Shomad Bukhori sebagaimana dikutip Detik.com, Minggu (22/11/200).
Film yang disutradarai Roland Emmerich itu memang mendebarkan. Bukan saja karena ceritanya yang menjadi pertanyaan banyak orang, namun juga karena kepiawaan Emmerich memperkaya karakter kiamat, dengan segala aksesorisnya. Lihatlah bagaimana Emmerich mempertontonkan kota-kota besar di Amerika tumbang, berguguran hingga hancur ditelan bumi. Wajar jika film ini menghabiskan 250 juta dollar dalam pembuatannya. Permainan para bintangnya pun sangat mempesona. Sebut misalnya, John Cusack. Ia mampu bermain total dengan berperan menjadi ayah yang tak mau menyerah dengan berusaha menyelamatkan keluarganya untuk melawan takdir kiamat.
Cusack bermain cemerlangCusack, bintang yang sukses dalam film remaja, Better of the dead, (Warner Bros 1985), The Sure Thing (Warner Bros 1985) dan One Crazy Summer (Warner Bros 1986) mampu membuat dada penonton tersedak ketika ia berusaha menutup kapal raksasa yang pintunya macet, padahal gelombong tsunami sudah menggulung puncak gunung Himalaya. Demikian halnya dengan Danny Glover (Lethal Weapon, 1987; Bat 21, 1988; Lethal Weapon 2, 1989; To Sleep With Anger, 1990; dan Flight of the Intruder, 1991). Ia berhasil berperan sebagai presiden Amerika yang membuat penonton “berkeyakinan” bahwa itulah wujud Barack Obama tua, setidaknya pada tahun 2012.
Setelah menyaksikan film itu, hemat saya, setidaknya ada tiga hal yang menarik untuk dicermati. Pertama; sesungguhnya ada banyak film tentang kiamat atau – setidak-tidaknya, bencana yang maha dahsyat. Sebut misalnya, Armageddon (1998), dan The Independence Day (Universal Studios 1996) Hanya saja, dibandingkan film-film itu, 2012: Doomsday lebih berhasil menggugah keingin-tahuan penonton. Antara lain, seperti dikutip harian The Guardian, karena kejeniusan pemasarannya yang menutup iklan film itu dengan kalimat, “jika ingin tahu lebih banyak, sialakn cari di internet, 2012 menurut suku Maya.”
Kalender maya berakhir pada 21 Desember 2012Wow, begitu search engine kita meng-klik kata kalender maya, bejibum jawaban mengemuka. Apa sih sebenarnya Kalender Maya itu? Kalender ini dibuat oleh suku Maya, salah satu suku bangsa tradisional Kolumbia Mesamoria. Berbeda dengan kalender Masehi atau kalender Islam, Kalender Maya menghitung hari dalam bilangan dua puluh per-bulan. Hitungan mereka pun tidak terulang sebagaimana tahun-tahun dalam dua kalender tadi. Sehingga, jika suatu hari telah berlalu, bilangan kalendernya terus saja berlalu. Sampai angka bilangan kalender itu menemui titik akhir hari yang disebut dengan K’atun. Bilangan pada kalender itu (K’atun), jika dikonversi dengan kalender Masehi, jatuh kira-kira pada tanggal 21 Desember 2012.
Sebagai sutradara, Roland Emmerich memang dikenal piawai dalam membuat film kolosal tentang akhir kehidupan. Maka, ada pameo di Hollywood, jika anda ingin lihat film action, tontonlah karya John Woo (antara lain, Face/Off, Mission Impossible, the Broken Arrow dan Hard Target), film thriller, saksikanlah karya Stephen Spielbierg, (antara lain, sekual Indiana Jones, Jurassic Park dan Schlinder List) dan jika ingin cepat taubat, tontonlah Emmerich!. Selain 2012: Doomsday ini, Emmerich mendulang sukses pada karya-karya kiamat (baca: bencana) lainnya: The Noah’s Arch Principle (1984), Independence Day (1996) dan The Day After Tomorrow (2004).
Kedua: Film 2012: Doomsday ini bukanlah film berbasis atas ajaran agama apapun. Jikapun diperlihatkan sejumlah rumah ibadah, termasuk ka’bah, ia tak bermaksud mengeksploitasi doktrin agama untuk merendahkan pemeluknya. Saya kira, kecerdasan Emmerich terletak di situ. Ia tak menyudutkan ajaran agama dalam suatu bencana. Bandingkan, misalnya, dengan Schlinder List (Stephen Spielberg, 1993) yang mempertontonkan holocaust Yahudi di tangan Nazi hingga membuat Mahathir Mohammad, Perdana Meneteri Malaysia, waktu itu, melarang peredarannya di negeri tetangga.
Bagi umat Islam, saya kira, film seperti itu dapat menjadi alternatif dalam pengkayaan pemahaman tentang kiamat. Jika selama ini cerita tentang kiamat kita baca dari buku-buku tafsir yang tebal, saatnya cerita kiamat disajikan dengan suguhan visual. Waktu kecil dulu, komik kiamat karya Yunus menjadi bacaan favorit anak-anak, bahkan mungkin termasuk anda. Tapi, gambar kartun kiamat sungguh tak manusiawi. Digambarkan, misalnya, orang-orang yang berlari berhamburan, sebagian berperut buncit, sebagian lain menjulurkan lidahnya hingga ke perut, sebab ajal keburu menjemputnya sebelum ia bertaubat. Kini, pemahaman kiamat bisa disaksikan di ruang keluarga dengan teknologi suara yang dolby dan mendebarkan.
Nibiru menabrak bumiJika ada sineas lokal yang membuat film dengan kehebatan seperti itu, pasti juga penontonnya akan membludak, dan – saya kira – tak perlu ada warning ini itu sepanjang bertujuan sebagai pembelajaran tentang musibah yang dahsyat. Sebagai prone area of disaster , Indonesia merupakan lanskap yang sangat tepat untuk memproduksi film-film kiamat (baca pula: bencana), bahkan jika harus diangkat dari kisah nyata sekalipun. Tsunami Aceh, 26 Desember 2004, misalnya, tentu merupakan back-ground yang sangat mempesona untuk membuat film kimat, tanpa bermaksud mengangkat luka para korban.
Ketiga: tentang rahasia kiamat. Dalam salah satu haditsnya diceritakan, Nabi saw ditanya oleh seseorang yang nampak asing di kalangan para sahabatnya: ”Beritahukanlah kepadaku tentang hari kiamat.” Rasul mejawab: “Orang yang ditanya tidak lebih tahu daripada yang bertanya.” Orang itu selanjutnya berkata: ”Beritahukanlah kepadaku tanda-tandanya.” (Beliau) menjawab: ”Apabila budak melahirkan tuannya, dan engkau melihat orang-orang Badui yang bertelanjang kaki, yang miskin lagi penggembala domba berlomba-lomba dalam mendirikan bangunan.” Kemudian orang itu pergi, lalu Nabi bersabda: ”Wahai Umar, tahukah engkau siapa orang yang bertanya itu?”. Umar menjawab: ”Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Lalu beliau bersabda: ”Dia itu adalah malaikat Jibril yang datang kepada kalian untuk mengajarkan agama kalian.”
Rahasia KiamatDari hadits ini jelas sekali bahwa pengetahuan tentang kiamat menjadi rahasia Allah swt. Bahkan seorang Nabi pun hanya memberi isyarat tentang tanda-tandanya. Sebagian di antara anda mungkin berkata, bukankah tanda-tanda itu sudah nampak di pelupuk mata. Lihatlah begitu banyak gedung pencakar langit mengiasai Timur Tengah. Bahkan, gedung Buruj al-Arab kini menjadi menara tertinggi dunia, melebihi menara kembar Petronas Malaysia. Sudahlah, ilmu pastinya hanya Allah yang Tahu.
Al-Qur’an sendiri menegaskan bahwa begitu banyak bangsa-bangsa kuno yang dihancurkan karena tidak beriman dengan hari kiamat. Bangsa Tsamud dan Ad, misalnya, dihancurkan karena tak kunjung yakin dengan peristiwa kiamat. Bangsa Tsamud dihancurkan dengan gelegar petir yang memecah gendang telinga, hingga membuat mereka hancur bak debu berterbangan dan bangsa Ad menemui ajal mereka setelah ditimpa badai angin selama tujuh malam delapan hari!. Maka, mengimani kiamat menjadi pilar dalam diri seorang muslim.
Akhirnya harus kita tegaskan bahwa 2012: Doomsday hanya sebuah film, fiksi pula. Bahkan, dia tidak tepat jika dikategorikan sebagai fiksi ilmiah murni. Misalnya, 2012: Doomsday memperlihatkan ribuan bunga api yang jatuh dari planet Nibiru yang membentur bumi. Para astronom mengatakan, jika planet Nibiru benar adanya dan akan membentur bumi di tahun 2012, anda sudah bisa melihatnya sejak sekarang di malam hari, dengan mata telanjang sekalipun. Faktanya, bukankah kita hanya menyaksikan bintang-bintang yang berkedip genit dan mempertontonkan keelokan alam semesta.
Saya baru saja menyaksikan film 2012: Doomsday. Terus terang, ketertarikan saya untuk menonton film itu setelah mendengar ribut-ribut Majelis Ulama Indonesia (MUI) cabang Jawa Timur yang kabarnya meminta umat Islam untuk tidak menonton film tersebut. "Meski kami tidak mengharamkan, namun secara lisan kami mengimbau agar film itu (2012) tidak ditonton," ujar Ketua MUI Jatim, KH Abdus Shomad Bukhori sebagaimana dikutip Detik.com, Minggu (22/11/200).
Film yang disutradarai Roland Emmerich itu memang mendebarkan. Bukan saja karena ceritanya yang menjadi pertanyaan banyak orang, namun juga karena kepiawaan Emmerich memperkaya karakter kiamat, dengan segala aksesorisnya. Lihatlah bagaimana Emmerich mempertontonkan kota-kota besar di Amerika tumbang, berguguran hingga hancur ditelan bumi. Wajar jika film ini menghabiskan 250 juta dollar dalam pembuatannya. Permainan para bintangnya pun sangat mempesona. Sebut misalnya, John Cusack. Ia mampu bermain total dengan berperan menjadi ayah yang tak mau menyerah dengan berusaha menyelamatkan keluarganya untuk melawan takdir kiamat.
Cusack bermain cemerlangCusack, bintang yang sukses dalam film remaja, Better of the dead, (Warner Bros 1985), The Sure Thing (Warner Bros 1985) dan One Crazy Summer (Warner Bros 1986) mampu membuat dada penonton tersedak ketika ia berusaha menutup kapal raksasa yang pintunya macet, padahal gelombong tsunami sudah menggulung puncak gunung Himalaya. Demikian halnya dengan Danny Glover (Lethal Weapon, 1987; Bat 21, 1988; Lethal Weapon 2, 1989; To Sleep With Anger, 1990; dan Flight of the Intruder, 1991). Ia berhasil berperan sebagai presiden Amerika yang membuat penonton “berkeyakinan” bahwa itulah wujud Barack Obama tua, setidaknya pada tahun 2012.
Setelah menyaksikan film itu, hemat saya, setidaknya ada tiga hal yang menarik untuk dicermati. Pertama; sesungguhnya ada banyak film tentang kiamat atau – setidak-tidaknya, bencana yang maha dahsyat. Sebut misalnya, Armageddon (1998), dan The Independence Day (Universal Studios 1996) Hanya saja, dibandingkan film-film itu, 2012: Doomsday lebih berhasil menggugah keingin-tahuan penonton. Antara lain, seperti dikutip harian The Guardian, karena kejeniusan pemasarannya yang menutup iklan film itu dengan kalimat, “jika ingin tahu lebih banyak, sialakn cari di internet, 2012 menurut suku Maya.”
Kalender maya berakhir pada 21 Desember 2012Wow, begitu search engine kita meng-klik kata kalender maya, bejibum jawaban mengemuka. Apa sih sebenarnya Kalender Maya itu? Kalender ini dibuat oleh suku Maya, salah satu suku bangsa tradisional Kolumbia Mesamoria. Berbeda dengan kalender Masehi atau kalender Islam, Kalender Maya menghitung hari dalam bilangan dua puluh per-bulan. Hitungan mereka pun tidak terulang sebagaimana tahun-tahun dalam dua kalender tadi. Sehingga, jika suatu hari telah berlalu, bilangan kalendernya terus saja berlalu. Sampai angka bilangan kalender itu menemui titik akhir hari yang disebut dengan K’atun. Bilangan pada kalender itu (K’atun), jika dikonversi dengan kalender Masehi, jatuh kira-kira pada tanggal 21 Desember 2012.
Sebagai sutradara, Roland Emmerich memang dikenal piawai dalam membuat film kolosal tentang akhir kehidupan. Maka, ada pameo di Hollywood, jika anda ingin lihat film action, tontonlah karya John Woo (antara lain, Face/Off, Mission Impossible, the Broken Arrow dan Hard Target), film thriller, saksikanlah karya Stephen Spielbierg, (antara lain, sekual Indiana Jones, Jurassic Park dan Schlinder List) dan jika ingin cepat taubat, tontonlah Emmerich!. Selain 2012: Doomsday ini, Emmerich mendulang sukses pada karya-karya kiamat (baca: bencana) lainnya: The Noah’s Arch Principle (1984), Independence Day (1996) dan The Day After Tomorrow (2004).
Kedua: Film 2012: Doomsday ini bukanlah film berbasis atas ajaran agama apapun. Jikapun diperlihatkan sejumlah rumah ibadah, termasuk ka’bah, ia tak bermaksud mengeksploitasi doktrin agama untuk merendahkan pemeluknya. Saya kira, kecerdasan Emmerich terletak di situ. Ia tak menyudutkan ajaran agama dalam suatu bencana. Bandingkan, misalnya, dengan Schlinder List (Stephen Spielberg, 1993) yang mempertontonkan holocaust Yahudi di tangan Nazi hingga membuat Mahathir Mohammad, Perdana Meneteri Malaysia, waktu itu, melarang peredarannya di negeri tetangga.
Bagi umat Islam, saya kira, film seperti itu dapat menjadi alternatif dalam pengkayaan pemahaman tentang kiamat. Jika selama ini cerita tentang kiamat kita baca dari buku-buku tafsir yang tebal, saatnya cerita kiamat disajikan dengan suguhan visual. Waktu kecil dulu, komik kiamat karya Yunus menjadi bacaan favorit anak-anak, bahkan mungkin termasuk anda. Tapi, gambar kartun kiamat sungguh tak manusiawi. Digambarkan, misalnya, orang-orang yang berlari berhamburan, sebagian berperut buncit, sebagian lain menjulurkan lidahnya hingga ke perut, sebab ajal keburu menjemputnya sebelum ia bertaubat. Kini, pemahaman kiamat bisa disaksikan di ruang keluarga dengan teknologi suara yang dolby dan mendebarkan.
Nibiru menabrak bumiJika ada sineas lokal yang membuat film dengan kehebatan seperti itu, pasti juga penontonnya akan membludak, dan – saya kira – tak perlu ada warning ini itu sepanjang bertujuan sebagai pembelajaran tentang musibah yang dahsyat. Sebagai prone area of disaster , Indonesia merupakan lanskap yang sangat tepat untuk memproduksi film-film kiamat (baca pula: bencana), bahkan jika harus diangkat dari kisah nyata sekalipun. Tsunami Aceh, 26 Desember 2004, misalnya, tentu merupakan back-ground yang sangat mempesona untuk membuat film kimat, tanpa bermaksud mengangkat luka para korban.
Ketiga: tentang rahasia kiamat. Dalam salah satu haditsnya diceritakan, Nabi saw ditanya oleh seseorang yang nampak asing di kalangan para sahabatnya: ”Beritahukanlah kepadaku tentang hari kiamat.” Rasul mejawab: “Orang yang ditanya tidak lebih tahu daripada yang bertanya.” Orang itu selanjutnya berkata: ”Beritahukanlah kepadaku tanda-tandanya.” (Beliau) menjawab: ”Apabila budak melahirkan tuannya, dan engkau melihat orang-orang Badui yang bertelanjang kaki, yang miskin lagi penggembala domba berlomba-lomba dalam mendirikan bangunan.” Kemudian orang itu pergi, lalu Nabi bersabda: ”Wahai Umar, tahukah engkau siapa orang yang bertanya itu?”. Umar menjawab: ”Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Lalu beliau bersabda: ”Dia itu adalah malaikat Jibril yang datang kepada kalian untuk mengajarkan agama kalian.”
Rahasia KiamatDari hadits ini jelas sekali bahwa pengetahuan tentang kiamat menjadi rahasia Allah swt. Bahkan seorang Nabi pun hanya memberi isyarat tentang tanda-tandanya. Sebagian di antara anda mungkin berkata, bukankah tanda-tanda itu sudah nampak di pelupuk mata. Lihatlah begitu banyak gedung pencakar langit mengiasai Timur Tengah. Bahkan, gedung Buruj al-Arab kini menjadi menara tertinggi dunia, melebihi menara kembar Petronas Malaysia. Sudahlah, ilmu pastinya hanya Allah yang Tahu.
Al-Qur’an sendiri menegaskan bahwa begitu banyak bangsa-bangsa kuno yang dihancurkan karena tidak beriman dengan hari kiamat. Bangsa Tsamud dan Ad, misalnya, dihancurkan karena tak kunjung yakin dengan peristiwa kiamat. Bangsa Tsamud dihancurkan dengan gelegar petir yang memecah gendang telinga, hingga membuat mereka hancur bak debu berterbangan dan bangsa Ad menemui ajal mereka setelah ditimpa badai angin selama tujuh malam delapan hari!. Maka, mengimani kiamat menjadi pilar dalam diri seorang muslim.
Akhirnya harus kita tegaskan bahwa 2012: Doomsday hanya sebuah film, fiksi pula. Bahkan, dia tidak tepat jika dikategorikan sebagai fiksi ilmiah murni. Misalnya, 2012: Doomsday memperlihatkan ribuan bunga api yang jatuh dari planet Nibiru yang membentur bumi. Para astronom mengatakan, jika planet Nibiru benar adanya dan akan membentur bumi di tahun 2012, anda sudah bisa melihatnya sejak sekarang di malam hari, dengan mata telanjang sekalipun. Faktanya, bukankah kita hanya menyaksikan bintang-bintang yang berkedip genit dan mempertontonkan keelokan alam semesta.
Yang pasti film tersebut bukanlah kisah nyata dari sebuah survey secara ilmiah, lebih hanya sebuah film fiksi. Benarkah apa yg digambarkan difilmu tsb. benar2 akan terjadi kiamat, Wallahu'alam Bi Showab.
0 comments:
Post a Comment
Terima kasih Sobat Telah Berkenan Meluangkan Waktu Mengomentari dan Saya akan segera komen balik Anda. No. Porn No. Spam.