Sejak berdirinya Kampret 5 Februari 2012 lalu, pertengahan Januari 2013 ini baru genap satu bulan saya terdaftar dan terverifikasi sebagai 'murid' baru di sekolah Kampret (Kompasianer Hobi Jepret), berarti umur Kampret baru satu tahun dan bulan depan tepat ultahnya yang ke-1. Semoga tetap eksis dan bermanfaat bagi orang banyak. Amiiin.
Sebagaimana yang dicita-citakan para
Tampak depan Grup Kampret.
Hasil comot di Wall Kampret |
Kampret bagi saya adalah "tempat bermain kami, eh salah tempat bermain kita" sambil 'sekolah jepret', laksana ibu yang mau melayani, mengajari, dan membimbing serta tidak pelit ilmu, sehingga cepat mudah akrab sekalipun kita masih tergolong 'murid' baru. Sungguh, suasana yang bikin betah saja berada di Kampret. Nah, tidak berlebihan jika Kampret saya nobatkan sebagai Sekolah Photografi Ala Kampret atau seperti judul artikel ini "Kampret School of Photography.
Selama dua minggu sejak awal gabung, saya hanya menyimak dan menikmati foto-foto sambil ditemani si GG dan Kopi Aceh. Tepatnya pada WPC (Weekly Photo Challenge) FB dengan tema "Pagar" saya baru bisa kesempatan kirim foto 'pagar' yang kemudian masuk deretan yang direview oleh Tim Kampret. Selain itu ada tantangan lain di Kampret, yaitu WPC (Weekly Photo Challenge) K, yaitu menulis dengan bercerita lewat foto.
Foto pertama kali yang saya ikuti di WPC FB dengan tema "Pagar".
Pagar Tembok Warna-warni |
Alhamdulillah, foto "pagar warna-warni" ini masuk deretan Review di WPC K Kampretos Kompasiana. Saya tidak tau kenapa foto itu masuk di deretan review, padahal banyak foto-foto lainnya yang lebih cakep dan bagus. Masuk review saja sudah membanggakan buat pemula seperti saya apalagi jika sampai dapat reward pulsa. Cemunguuud, tentu! :D
Karena masih 'geged' pegang kamera, pada tantangan berikutnya saya tidak ikut, lebih sering menyimak, dan menikmati foto2 para Kampretos, walau satu dua saya kirim juga, selebihnya cuma isi absen dan ngacir sambil ubek-ubek artikel2 yang ada di WPC K dan artikel2 fotografi yang pernah dikirimkan oleh para 'suhu'. Artikel2 itulah saya jadikan sebagai modul belajar sekaligus modal pembelajaran fotografi.
Insya Allah dari hasil baca-baca modul, juga tips-tips para Kampretos akan saya dedikasikan foto-foto hasil jepretan saya demi untuk memeriahkan acara [Jelang Satu Tahun] Bercerita bersama Kampret dengan tema "Kisahku dalam Foto".
Berikut adalah Foto-foto hasil jepret saya dari beberapa tempat dan sudut teknik-teknik fotografi, diantaranya :
1. Rule of The Third.
Loket Peninggalan Belanda di Museum Bank Indonesia JKT.[f3,1/8sec,iso-800,fl.6mm] |
Menunggu "Kereta Tiba Pukul Berapa" di St.Kota JKT.[f3,1/250sec,iso-80,fl.6mm] |
Ada hal mendasar dan saya merasa lebih 'dewasa' berada di Kampret setelah mengenal lebih jauh tentang Garis dalam artikel Weekly Photo Challenge ke 3. Dalam artikel tersebut dijelaskan, bahwa ... "Jika komposisi itu di pilah-pilah satu persatu maka ada enam elemen penting yang menyusunnya, keenam elemen tersebut adalah: garis (line), bentuk (shape), wujud (form), tekstur (texture), pola (pattern) dan warna (color)".
Lebih lanjut dan dikutip dari seorang ahli dan pakar fotografi, bahwa garis memiliki peran penting dalam bidang fotografi, kenapa?. Karena jika sebuah foto tanpa garis, maka tidak akan ada bentuk, dan tanpa bentuk, tidak akan ada wujud sebuah foto. Kalau mau baca artikelnya ada di sini.
2. Komposisi Elemen Garis
Tiang Beton Museum Seni & Budaya Kota Tua JKT.[f.10,1/125sec,iso-400,fl.35mm] |
Monorel Kreta di Taman Mini Indonesia Indah JKT.[f4,1/2000sec,iso-200,fl.20mm] |
Tangga Gedung di Pasar Babelan [gb.setelah diCroping] |
Terendam Banjir di Ps. Basah Marakash.[f4.2,1/250sec,iso-80,fl.12mm] |
4. Framing
Dibalik jendela Miniatur Ruang Akad Kredit di Museum Bank Indonesia.[f.6.3,1/4sec,iso-400,fl.24mm] |
Kota Tua dilihat dari Museum Seni dan Budaya [f.3,1/1000sec,iso-80, fl.6mm] |
Selain teknik2 dasar seperti : pencahayaan, aspek komposisi, sudut pandang kamera dan kekontrasan foto yang tajam, ada yang lebih utama yaitu mengenal Cahaya, jika ingin tahu lebih detailnya saya pernah baca artikelnya di sini. Dan hal yang mendasar lainnya mengenal Warna, silahkan baca2 disini. Nah, keduanya sangat berperan penting dalam mempengaruhi hasil foto2 yang kita jepret. Khusus untuk artikel ini, terima kasih Om ABdR dan para Kampretos yang lain atas share artikelnya.
Selain teknik-teknik fotografi yang sulit dan serius di atas, di sekolah Kampret diajarkan tentang bagaimana memanfaatkan sekitar halaman rumah kita untuk menjadi objek jepret menjepret dengan baik.
Berikut aksi saya melompat pagar yang tinggi dan anak saya berperan sebagai 'anak nenek sihir' dengan sapu 'nenek sihirnya'. Dan foto-foto bokeh mengakhiri hasil belajar saya selama satu bulan di sekolah Fotografi Ala Kampret.
5. Teknik Levitasi
'Landing' saat Lompat Pagar Tetangga.[f3.5,1/1000sec,iso-80,fl.8mm] |
Ayumi si Anak 'nenek sihir dg sapu nenek sihir' saat take off '.[f4.2,1/500sec,iso-80,fl.12mm] |
Cabe merah siap panen.[f.3,1/90sec,iso-100,fl.6mm] |
Bunga di halaman rumah.[f9.6,1/15sec,iso-100,fl.6mm] |
Semua foto2 menggunakan kamera saku Touch screen Samsung T18, 14.5MP, walau terkadang untuk sekedar Kepo tentang Setting manualnya suka pinjem juga DSLRnya temen ^-^, tapi tak apalah Man untuk sementara pinjem istilah ini aja dulu "The Man Behind The Gun" eh salah ..The Man Behind The Camera".
Itulah Catatan Harian yang saya rangkum dalam satu bulan selama di Sekolah Kampret yang bisa saya dedikasikan dalam moment Ultah Kampret yang ke-1 ini dengan satu motivasi yang tinggi dengan sekelumit ilmu yang saya dapati selama satu bulan di sekolah Kampret. Semoga bermanfaat dan salam Jepret..!!
Bagi kawan2 kompasianer dan Kampretos jika ingin berkenan baca2 artikel peserta lainnya silahkan ke halaman http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2013/01/13/jelang-ultah-kampret-bercerita-bersama-kampret-518973.html