Membangun Masyarakat Madani Berbasis Kearifan Lokal

Kegundahan Emhusni Mubarok terhadap orang-orang yang dianggap "religius" itu orang-orang yang baik ternyata jauh panggang dari api. Ia mengatakan "...saya pernah merasakan hidup ditengah-tengah masyarakat yang mengaku “religious” tapi ternyata, setelah ditilik lebih dalam lagi sepertinya tidak.

Lindungi Anak dari Dunia Maya

Dunia maya yang tanpa batas menyimpan bahaya, utamanya buat anak-anak dan remaja. Untuk melindungi anak dari bahaya dunia maya, perlu keterbukaan komunikasi antara orang tua dan anak. Terdengar klise memang. Namun, sebenarnya itulah kuncinya.

Daftar Peserta Sertifikasi 2012

Informasi calon peserta setifikasi guru 2012 Kabupaten Bekasi yang berisi daftar guru lolos dan telah memenuhi persyaratan sebagai bakal calon peserta sertifikasi guru tahun 2012 sesuai database NUPTK per tanggal 30 september 2011 berjumlah 2.747 guru.

Peran IT dan Internet Bagi Pengembangan Pendidikan Anak

Internet memang bagaikan dua sisi mata uang dan pisau bermata dua. Ada sisi positif dan negatif. Kasus-kasus yang terjadi seperti, penghinaan, perselingkuhan, pencemaran nama baik, penipuan, pelecehan seksual, pornografi hingga penculikan dan bunuh diri,

Horeee..Aku LULUS

Untuk memilih perguruan tinggi yang ideal dan tepat atau yang sesuai dengan keinginan tidaklah sulit, walaupun begitu ternyata masih banyak diantara siswa/siswi SMA/SMK yang baru lulus mengalami kesulitan dalam menentukan perguruan tinggi pilihannya.

Tuesday, March 27, 2012

Mengenal Chomsky, sang Intelektual Pemberontak

Naom Chomsky
Pergerakan di Indonesia mengalami pasang surut seiring konstalasi yang terjadi di negara kita. Pergerakan itu bermacam-macam, ideologis, kekuasaan, perlawanan kaum tertindas, dan melawan kesewenang-wenangan penguasa yang dzolim atas rakyatnya. Tentu kita tau Indonesia sejak reformasi 1998 lalu hingga sekarang ini keadaan ekonomi tetap berada pada titik 'tidak aman' karena memiliki hutang yang cukup tinggi. Indonesia termasuk negara berkembang yang memiliki hutang tertinggi di banding negara berkembang lainnya di dunia. Pada tahun 2010 atau era Presiden SBY sebesar Rp 1.677 triliun. Pada tahun anggaran 2011 utang luar negeri Indonesia sebesar Rp 1.803 triliun dan pada tahun 2012 utang luar negeri Indonesia mencapai Rp 1.937 triliun. Pantastis..!

Kembali kepergerakan, saat ini rakyat ingin bergerak menentang kebijakan Pemerintah menaikkan harga BBM, tentu rakyat geram, so memancing pergerakan 'mengepung' Istana presiden menjelang detik-detik tanggal pemberlakuan 1 April nanti. Para demonstran siap-siap 'pasang badan' untuk melawan kebijakan yang tidak pro Rakyat. Kelompok pergerakan di Indonesia memiliki beragam corak pergerakannya, ada yang hanya cas-cis-cus di dalam forum gedung, di mimbar2 terbuka sampai kalangan akadimis yang berdiskusi hingga para demonstran jalanan ala Russel dan ada juga macam Albert Einstein. Tentang dua tokoh pemikir ini mari kita cermati buah pikirannya mengenai pemberontakan dan sering melawan arus, dialah Naom Chomsky "sang Intelektual pemberontak".


 

Suatu hari di tahun 1935, seorang tamu mengunjungi keluarga Chomsky. Sang tamu menunjuk ke deretan seri ensiklopedi Compton yang tertata rapi di salah ruang keluarga itu. Kepada Avra Noam Chomsky, salah satu anak keluarga Chomsky yang ketika itu baru berusia tujuh tahun, sang tamu bertanya apakah ia (anak itu) telah membaca deretan ensiklopedi tersebut. Noam menjawab singkat: ''Saya baru membaca separuhnya.''

Kelak (baca: sekarang), Noam Chomsky -- si kecil yang mengaku telah membaca separuh seri ensiklopedi Compton pada usia tujuh tahun itu -- akan dikenal sebagai tokoh intelektual yang berani 'melawan arus' mapan, baik terhadap kalangan kolega yang ia sebut 'pembebek garis resmi kebijakan AS' maupun kalangan elit pemerintahan, di Amerika Serikat.

Noam Chomsky (seterusnya disebut Chomsky), New York Times menyebut dia sebagai 'tokoh intelektual penting' abad ini, memang sering menyentak publik dan elit Amerika. Terutama karena perspektif dia yang berbeda di seputar peran AS di berbagai tempat di dunia -- mulai Nikaragua, Amerika Tengah, Vietnam hingga Timur Tengah.

Pendapatnya, yang sering berbeda dengan opini umum dan memberikan perfektif dan arti baru berbagai istilah dan peristiwa, mengundang serangan dari kalangan tertentu, dan pemahaman baru terhadap hal-hal yang tak terbayangkan sebelumnya pada kalangan lainnya. Semua gagasannya, baik yang mengundang pengritik maupun pendukung, selalu tampil secara powerfull.

Salah satu gagasan Chomsky yang kontroversial bagi kalangan mapan AS adalah penjelasan dia terhadap kata ''terorisme'' yang selalu disematkan kepada 'Islam'. Chomsky, yang banyak dipengaruhi oleh gagasan novelis Inggris George Orwell mengenai newspeak, menyebut bahwa 'terorisme' -- kata yang banyak dimuat media massa besar Barat saat ini -- telah memperoleh pemaknaan baru.

'Terorisme', yang selalu disandangkan terhadap kelompok-kelompok Islam, tapi jarang, kalau tidak disebut tak pernah, dikenakan kepada kelompok lain (Zionisme misalnya), merupakan bagian dari upaya pemburukan citra Islam oleh sejumlah pihak dengan alasan masing-masing. Misalnya: AS ingin melanggengkan supremasi di Timur Tengah, atau Israel ingin memperoleh legitimasi di kawasan itu (dengan menyebut Israel sebagai 'negara demokratis pertama di Timur Tengah, di tengah negara-negara monarki dan Islam fundamentalis').

Hingga sekarang, jarak yang lebar antara realitas dan pemaknaan media besar -- tentang 'Perang Dingin', 'Tata Dunia Baru', 'demokrasi', dan seterusnya -- masih menjadi perhatian utama Chomsky. Motivasinya adalah: rasa ingin tahu yang besar. Ia menghunjam ke dalam berbagai opini yang saling bertentangan dan berbeda, lalu mencari makna sebenarnya dari berbagai gagasan yang saling bertabrakan itu. Menurut guru besar linguistik MIT ini, pandangan monolitik media-media besar yang tampil secara konsisten harus dicurigai sebagai upaya untuk mempertahankan status quo yang ada.

Yang mula-mula menjadi inspirasi terbesar ke lapangan ini tiada lain adalah George Orwell, yang karya-karyanya sudah memukau Chomsky sejak remaja. Novel Animal Farm, 1984, esai semacam Language in the Service of Propaganda atau buku lain seperti Homage to Catalonia merupakan sedikit dari deretan karya Orwell yang mempengaruhi Chomsky. Chomsky bahkan suka membandingkan dirinya dengan novelis itu. Untuk mencari kebenaran sejati, Orwell berkelana dari satu tempat ke tempat lain sehingga informasi bisa diperoleh dari tangan pertama; sementara Chomsky mengeksplorasi kebenaran itu dari berbagai buku dan khasanah teks yang ia baca.

Lahir 7 Desember 1928 di Pennsylvania, AS, Noam Chomsky dibesarkan di tengah keluarga berpendidikan tinggi, pasangan Dr. William Zev Chomsky dan Elsie Simonofsky. Ayahnya dikenal sebagai ahli gramatika bahasa Ibrani -- New York Times menyebut Zev Chomsky sebagai ahli gramatika bahasa Ibrani terkemuka -- yang menulis sejumlah karya gramatika bahasa itu. Pada usia 12, Chomsky sudah membaca salah satu karya berat ayahnya tentang tatabahasa Ibrani abad ke-13.

Selain memperkenalkan bahasa dan warisan budaya leluhurnya, Yahudi, ayah Chomsky juga memperkenalkan tradisi intelektual yang kelak melekat dalam diri Chomsky: 'individu yang pemikirannya bebas dan independen, yang memiliki perhatian untuk memperbaiki hal-hal kurang beres, serta memiliki keinginan untuk berpartisipasi membuat segala sesuatunya lebih baik'.

Sementara sang ayah mewariskan tradisi kebebasan intelektual, ibunya -- yang memiliki kecenderungan kekiri-kirian -- menekannya pentingnya keseimbangan untuk bertindak sebagai pemikir yang sekaligus aktivis. Sang paman, suami kakak ibunya, ikut mempengaruhi arah watak intelektual Chomsky, dengan memperkenalkan ke dia berbagai tokoh pemikiran terkemuka: Freud dan berbagai sekte Marxian, mulai Stalinist, Trotskyte, Leninis, dan yang lainnya. Toko pamannya, yang menjual berbagai koran dan majalah di New York, menjadi tempat berkumpulnya para Yahudi intelektual di New York. ''Kelas pekerja Yahudi di New York memang benar-benar berbeda.

Intelektualitas mereka sangat tinggi, sekalipun sangat miskin. Banyak di antara mereka tak punya pekerjaan. Tapi mereka hidup di tengah lingkungan yang kaya secara intelektual. Saya pikir ini merupakan masa yang paling berpengaruh di usia remaja saya,'' kenang Chomsky mengenai toko pamannya itu.

Chomsky sempat bersentuhan dengan kelompok-kelompok yang mendorong beremigrasinya Yahudi Amerika ke ''negeri harapan'' yang baru dibentuk, Israel, pada masa ia kuliah. Ia memang tidak pernah secara resmi terdaftar sebagai anggota organisasi Yahudi berhaluan kiri seperti misalnya Avukah, yang mendorong dibentuknya negara 'binasional' (Arab dan Yahudi) di Palestina. Tapi karena bersentuhan mereka dengan organisasi-organisasi Yahudi di negeri itu, keinginan untuk tinggal di Israel sempat terlintas di benaknya.

Pada saat tercatat sebagai anggota Harvard's Society Fellow, berdua dengan istrinya, Carol, ia mengunjungi negeri itu, 1953. Mereka tinggal di kibbutz -- pemukiman baru Yahudi di Palestina -- selama kira-kira enam minggu. Dia menggambarkan lingkungan itu sebagai miskin, hanya sedikit makanan, dan yang lebih penting lagi: ''benar-benar sesuai sebagai lingkungan ideologis''. Yang terakhir itulah yang merisaukannya. Bagi dia, tidak mudah menerima lingkungan yang dia sebut sebagai 'ekslusif dan rasis' tersebut.

Ketika ia berada di sana, Chomsky melihat bagaimana masyarakat non-Yahudi terpinggirkan, terancam dan ketakutan. Pengalaman pribadi ini -- dobel standar keadilan, adil hanya untuk etnik Yahudi dan bukan yang lainnya -- membuat dia merasa ragu perlunya membentuk negara Judaisme untuk etnik Yahudi. Pada masa berikutnya, Chomsky malah dikenal sebagai salah satu intelektual AS yang berani berkonfrontasi secara langsung, menentang pencaplokan Israel atas tanah Palestina. ''Satu tanah, dua negara. Ini merupakan esensi utama masalah Israel-Palestina,'' kata Chomsky (dikutip dari buku  The Chomsky Reader).

Watak kritis Chomsky ini -- ahli linguistik yang banyak menulis soal-soal politik internasional, selain dibentuk oleh banyak gagasan mempengaruhinya, juga dibentuk oleh bidang yang dia tekuni, Cartesian Linguistics. Menurut Chomsky, sekali seseorang menerima perpektif Cartesian dalam bahasa, pada tahap berikutnya ia harus mendukung hak alami manusia dan melawan segala macam otoritarianisme yang menindas manusia.

Keterlibatannya di aktivisme politik merembet tak cuma sebatas menulis artikel. Ia pun mengirim petisi dan memprotes berbagai kebijakan luar negeri AS yang dianggapnya menindas wilayah lain. ''Saya menyadari bahwa mengirim petisi, menyumbang uang, mengadakan pertemuan itu tak cukup. Saya berpikir adalah penting jika kita ikut ambil bagian secara lebih aktif ... dan saya sadar benar apa akibatnya. Itu bukan soal bagaimana menjejakkan sepatu ke air, menjadi basah, dan setelah bisa mengangkatnya kembali. Kamu akan terlibat lebih dalam dan semakin dalam lagi,'' kata Chomsky.

Dan karena gagasan-gagasannya radikal mengenai berbagai soal kebijakan luar negeri AS itu, namanya sempat masuk dalam daftar musuh Gedung Putih pada masa pemerintahan Nixon. Ia pun pernah ditangkap dan diinterograsi petugas keamanan karena gagasan-gagasan itu -- satu hal yang membuat ia bertanya-tanya, apakah dia tinggal di negeri Amerika atau negeri lainnya.

Tapi ia tak kapok. Ia menyebut itu semua sebagai akibat tanggungjawabnya sebagai intelektual. ''Russell dan Eisntein (Albert Einstein) sama-sama dikenal sebagai intelektual hebat. Keduanya sepakat bahaya sedang mengancam umat manusia. Tapi mereka memilih jalan yang berbeda untuk meresponnya. Einstein memilih hidup dengan enak di Princenton dan mengabdikan dirinya semata-mata untuk riset seraya sesekali menyampaikan orasi ilmiah, sementara Russell memilih memimpin demonstrasi di jalan,'' kata Chomsky yang memasang foto diri Russell di ruang kerjanya di MIT. ''Ingin tahu hasilnya? Russell dikutuk sementara Einstein dipuji selangit seperti laiknya seorang malaikat. Apakah itu semua mengejutkan kita? Tidak,'' kata Chomsky, yang tampak sadar benar akibat dari pilihannya.

sumber : M. Irwan Ariefyanto/redaktur republika.co.id

Sunday, March 25, 2012

Mungkinkah Kita Beralih Ke Sistem Ekonomi Islam?

Gelagat mendekati 1 April 2012 sudah ditabuh genderang 'perang'' oleh sebagian besar komponen masyarakat dari berbagai kelompok. Gelagat ini berkaitan  diberlakukannya kenaikan harga BBM yg akan menyulut kemarahan rakyat dimana-dimana. Jika melihat hasil survey Lembaga Survey Indonesia (LSI) pada bulan ini, 94% mayarakat pedesaan menolak kenaikan BBM, 77% masyarakat perkotaan menolak kenaikan BBM, dan 85% seluruh rakyat Indonesia menolak kenaikan BBM pula.

"....Ternyata, hanya satu yang mendukung kenaikan BBM, yaitu Lembaga Pemeringkat Luar Negeri. Ternyata pemerintah lebih pro kepada asing dan mengabaikan suara rakyat yang mayoritas, ini adalah sebuah pengkhianatan," Begitu teriakkan Rahmat Kurnia ketua Jamaah Anshorut Tauhid saat demo yg baru lalu. Bahkan akan adanya upaya memaksakan rencana kenaikan BBM tersebut karena ada upaya mensetting situasi chaos untuk menjadikan alasan menghancurkan kelompok-kelompok yang bersaing.

“Nampaknya ada skenario yang dipaksakan kelompok-kelompok lain sehingga nanti mengalami collaps, sehingga menjadi alasan untuk menghancurkan kelompok-kelompok yang bersaing ini, saya dengar juga ada skenario begitu,” kata Ustadz M. Achwan menambahkan.
Carut marutnya perekonomian negara sangat erat terkait dengan sistem ekonomi dan politik yang dianut dan diadopsi oleh suatu negara. Karena  pemerintah Indonesia menganut sistem ekonomi pasar (kapitalisme), maka perekonomian di Indonesia sangat rawan krisis. Kapitalisme berdiri di atas mekanisme spekulatif dan ekonomi ribawi sehingga sangat mereduksi sektor ril. Padahal, sektor ril yang mampu membuat bertahan suatu negara dari terpaan krisis.

Pemerintah perlu mengambil pelajaran dari situasi ini, pemerintah harus berani beralih kepada sistem ekonomi Islam yang sangat manusiawi, dan mengatur distribusi ekomoni degan adil dan merata. Serta meninggalkan kebusukan demokrasi yang syirik kepada Syari’ah Islam yang berpijak kepada tauhid.

Sistem ekonomi Islam, sangat jauh berbeda dengan kapitalis yang memberikan bahkan menjamin kebebasan individu dalam mengelola semua sektor dalam kehidupan, dalam Nizham Al Islam taqiyudin an Nabhani menerangkan bahwa sistem ekonomi Islam telah membagi kepemilikan menjadi tiga, yaitu yang pertama kepemilikan individu (al-milkiyah al-fardiyah) seperti : hasil kerja bekerja, warisan, hibah, hadiah. Kedua, kepemilikan umum (al-milkiyah al-'âmmah) seperti : fasilitas umum, bahan tambang dan sumber daya alam yang sifat pembentukannya menghalangi untuk dimiliki individu, dan yang ketiga kepemilikan negara (al-milkiyah ad-dawlah) yaitu harta seluruh kaum muslimin, sementara pengelolaannya menjadi wewenang dan amanah negara, sehingga negara dapat memanfaatkannya untuk kepentingan rakyatnya.

Rasulullah saw bersabda:

الناس شُرَكَاءُ فِي ثَلَاثٍ فِي الْمَاءِ وَالْكَلَإِ وَالنَّارِ

“Manusia itu berserikat (bersama-sama memiliki) dalam tiga hal: air, padang rumput, dan api.” [HR Ahmad, Abu Dawud, An Nasaaiy, dll). Dalam hadits yang diriwayatkan Ibn Majah dari Ibnu Abbas ada tambahan, "dan harganya haram":

المسلمون شركاء في ثلاث في الماء والكلأ و النار وثمنه حرام

"Kaum Muslim berserikat dalam tiga hal; air, padang rumput, dan api, dan harganya haram." [HR. Imam Ibnu Majah]

Dalam hadistnya, Rasulullah saw menjelaskan bahwasanya tambang yang jumlahnya melimpah tidak boleh dialihkan kepemilikannya kepada individu atau swasta. Rasulullah saw pernah menarik kembali tambang garam yang diberikannya kepada Abyad bin Hamal, setelah beliau mengetahui jumlahnya melimpah ruah bagaikan air mengalir. Imam Abu Dawud menuturkan sebuah hadits dari Ibnu al-Mutawakkil bin ‘Abd al-Madaan, dari Abyad bin Hamal ra, bahwasanya ia berkata:

أَنَّهُ وَفَدَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاسْتَقْطَعَهُ الْمِلْحَ قَالَ ابْنُ الْمُتَوَكِّلِ الَّذِي بِمَأْرِبَ فَقَطَعَهُ لَهُ فَلَمَّا أَنْ وَلَّى قَالَ رَجُلٌ مِنْ الْمَجْلِسِ أَتَدْرِي مَا قَطَعْتَ لَهُ إِنَّمَا قَطَعْتَ لَهُ الْمَاءَ الْعِدَّ قَالَ فَانْتَزَعَ مِنْهُ

“Sesungguhnya, Abyad bin Hamal mendatangi Rasulullah saw, dan meminta beliau saw agar memberikan tambang garam kepadanya.  Ibnu al-Mutawakkil berkata,”Yakni tambang garam yang ada di daerah Ma’rib.”  Nabi saw pun memberikan tambang itu kepadanya.  Ketika, Abyad bin Hamal ra telah pergi, ada seorang laki-laki yang ada di majelis itu berkata, “Tahukan Anda, apa yang telah Anda berikat kepadanya? Sesungguhnya, Anda telah memberikan kepadanya sesuatu yang seperti air mengalir (al-maa’ al-‘idd)”. Ibnu al-Mutawakkil berkata, “Lalu Rasulullah saw mencabut kembali pemberian tambang garam itu darinya (Abyad bin Hamal).” [HR. Imam Abu Dawud]

Imam Abu Dawud juga menuturkan sebuat riwayat dari Mohammad bin Yahya bin Qais al-Ma’rabiy dari Abyad bin Hammal ra, bahwasanya dia berkata;

أَنَّهُ وَفَدَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَقْطَعَهُ الْمِلْحَ ، فَلَمَّا أَدْبَرَ ، قَالَ رَجُلٌ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَتَدْرِي مَا أَقْطَعْتَهُ ، إِنَّمَا أَقْطَعْتَهُ الْمَاءَ الْعِدَّ ، قَالَ : فَرَجَعَ فِيهِ

“Sesungguhnya Abyad bin Hammal ra berkunjung kepada Nabi saw, dan Rasulullah saw memberinya tambang garam. Ketika Abyad bin Hammal telah pergi, seorang laki-laki berkata, “Ya Rasulullah, tahukah Anda apa yang telah Anda berikan kepadanya?  Sesungguhnya Anda telah memberinya sesuatu seperti air mengalir”. Abyad bin Hammal berkata, “Rasulullah saw menarik kembali pemberian itu”. [HR. Imam Abu Dawud]

Larangan tersebut tidak terbatas pada tambang garam saja. Mencakup secara umum, meliputi setiap barang tambang apa pun jenisnya tatkala jumlah (depositnya) sangat banyak atau tidak terbatas.

sumber: arrahmah.com

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...