Membangun Masyarakat Madani Berbasis Kearifan Lokal

Kegundahan Emhusni Mubarok terhadap orang-orang yang dianggap "religius" itu orang-orang yang baik ternyata jauh panggang dari api. Ia mengatakan "...saya pernah merasakan hidup ditengah-tengah masyarakat yang mengaku “religious” tapi ternyata, setelah ditilik lebih dalam lagi sepertinya tidak.

Lindungi Anak dari Dunia Maya

Dunia maya yang tanpa batas menyimpan bahaya, utamanya buat anak-anak dan remaja. Untuk melindungi anak dari bahaya dunia maya, perlu keterbukaan komunikasi antara orang tua dan anak. Terdengar klise memang. Namun, sebenarnya itulah kuncinya.

Daftar Peserta Sertifikasi 2012

Informasi calon peserta setifikasi guru 2012 Kabupaten Bekasi yang berisi daftar guru lolos dan telah memenuhi persyaratan sebagai bakal calon peserta sertifikasi guru tahun 2012 sesuai database NUPTK per tanggal 30 september 2011 berjumlah 2.747 guru.

Peran IT dan Internet Bagi Pengembangan Pendidikan Anak

Internet memang bagaikan dua sisi mata uang dan pisau bermata dua. Ada sisi positif dan negatif. Kasus-kasus yang terjadi seperti, penghinaan, perselingkuhan, pencemaran nama baik, penipuan, pelecehan seksual, pornografi hingga penculikan dan bunuh diri,

Horeee..Aku LULUS

Untuk memilih perguruan tinggi yang ideal dan tepat atau yang sesuai dengan keinginan tidaklah sulit, walaupun begitu ternyata masih banyak diantara siswa/siswi SMA/SMK yang baru lulus mengalami kesulitan dalam menentukan perguruan tinggi pilihannya.

Tuesday, July 3, 2012

Daftar Lengkap Website Islam

Era globalisasi dan Informasi dewasa ini khususnya dalam dunia IT banyak kita temukan link-link atau website yang menjerumuskan generasi-generasi Islam masa depan yang justru akan melemahkan perjuangan Islam itu sendiri.

Demi untuk menjaga sekaligus mengantisipasi anak didik kita agar tetap istiqomah dan terjaga dari web-web yang menyesatkan, marilah kita sebarkan seluas-luasnya link-link atau website Islam yang dapat menambah wawasan keislaman yang benar dan maksimal. Dan untuk memaksimalkan dan kemudahan mendapatkan informasi yang benar dan tepat berkaitan tentang Islam dan pembelajaran Islam berikut saya lampirkan Daftar lengkap link-link website Islam berikut ini :


LINK ILMIAH (BAHASA ARAB)


LINK ILMIAH (BAHASA INGGRIS)

LINK PARA ULAMA



LINK BERBAHASA INDONESIA


BELAJAR BAHASA ARAB

MAJALAH DAN BULETIN ISLAM

AUDIO & VIDEO ONLINE

INFORMASI KAJIAN

BLOG DAN SITUS MUSLIMAH

BLOG/SITUS PERNIKAHAN DAN KELUARGA


sumber : akhsa.wordpress.com

Monday, July 2, 2012

Final Spanyol vs Italy Kalah Telak 4-0

Tepat menit 90.05 Wasit meniup pluit panjaaaang tanda babak akhir pertai Final Spanyol vs Italy dengan skor 4-0 telah berakhir, dengan kemenangan telak buat Spanyol. Sekaligus membuyarkan prediksi para pengamat, dan banyak penggemar kedua tim yg menjagokan dengan skor tipis 2-0 atau 1-2, dimana pertandingan akan bermain sama kuat, tetapi apa yang terjadi justru Italy keok dibantai 4-0 tanpa balas. Bagi penggemar Italy hasil ini sangat menyakitkan!

Hasil kemenangan 4-0 di Piala Eropa 2012 berarti Spanyol  telah menyandang predikat juara dunia sejati yang mengantongi juara dunia tiga gelar, Juara Eropa dua kali berturut-turut sejak tahun 2008, Juara Champion dan juara Dunia. Sejak tahun 2008, 2009, 2010 prestasimu mengagumkan! Happy Winner Europe 2012 Champion. Setidaknya saat ini Spanyol Tim Eropa terbaik.

Oke, kali ini Tim Favoritku Italy belum memuaskan para penggemarnya termasuk saya. Suatu catatan sejarah pahit dan mengecewakan bagi penggemar sepak bola Italy. Itulah resiko pemain tua jika berhadapan dengan pemain muda Spanyol. Selamat Tim Matador Spanyol...!




Thursday, May 31, 2012

Cara Merubah Desimal di MS. Word

Saat mengakhiri Kegiatan Belajar Mengajar tugas Tata Usaha atau Panitia UKK (Ujian Kenaikan Kelas) khususnya kelas 9 adalah pekerjaan rutin saya untuk mengentri Nilai. Untuk database Entri Nilai biasanya kita buat dengan menggunakan MS. Excel untuk kemudian kita buat Mailmerge-nya ke MS. Word. Contoh pembuatan keperluan itu seperti Surat Kelulusan, SKKB, dan SKHUN. Surat2 tersebut yg berisi Nama, Alamat, NISN, dan Angka-angka Nilai siswa agar tampil di tabel Nilai sesuai yg kita inginkan seperti : 8.90, 7.50, dst, akan tetapi mengalami masalah, yaitu angka Desimalnya terlalu banyak, misalnya : 8.92400000002, atau seperti gambar di bawah ini.

Nah, untuk mengatur masalah pembatasan Desimal dari 8.92400000002  menjadi 8.92 dari tabel di bawah ini, langkahnya sebagai berikut :
1. Sorot kolom Variabel Nilai, kemudian Klik Kanan, ....
 

....maka akan tampil seperti tabel di bawah ini.

















2. Seteleh itu klik Field Codes (ada di bagian bawah popup), maka akan keluar jendela editor filed code seperti berikut :
















3. Dari tampilan jendela di atas, klik Options…, perhatikan gambar dibawah, untuk data-data angka yang akan anda format menjadi desimal dengan dua digit dibelakang koma, maka ketikan kode \# ##,##  (gunakan titik, bukan koma).


















4. Kemudian akhiri dg Klik OK. Coba lihat hasilnya akan seperti di bawah ini.

CATATAN :
JIKA MASIH BELUM SEMPURNA JUGA, Coba ikuti cara mudahnya perintah dibawah ini :

Tekan alt + F9> Masukkan kode bidang \ # setelah judul kolom gabungan yang perlu terbatas pada dua digit setelah titik desimal "0,00".
 
Contoh: {MERGEFIELD "Upah" \ # "0,00"}
 
Catatan: Tekan Alt + F9 untuk menyembunyikan kode kolom gabungan
 
Moga Bermanfaat.

Saturday, May 5, 2012

Memburu Roh Guru Berprestasi (Bagian 2 Habis)

Guru berprestasi masa kini ditentukan oleh sebatas apa guru tersebut mengerti, memahami, dan menerapkan pembelajaran yang sesungguhnya. Mereka tidak lagi berada dalam pusaran pengajaran yang mengutamakan dominasi tunggal melainkan berada dalam posisi fasilitator yang dilaogis. Secara nyata, telah terjadi perubahan paradigma dari pengajaran ke pembelajaran. Oleh karena itu, guru secara teknis dalam mengejawantahkan roh kebenaran sebaiknya melalui rel pembelajaran.

Pembelajaran menjadi orientasi proses menumbuhkembangkan pribadi siswa karena selama ini (1) pendidikan dipandang tidak mampu memanusiawikan siswa secara tepat dan sesuai dengan jati dirinya; (2) pendidikan diselenggarakan untuk kepentingan penyelenggara bukan untuk peserta didik; (3) pendidikan yang diselenggarakan bersifat pemindahan isi (content transmission). Tugas pengajar hanya sebagai penyampai pokok bahasan. Mutu pengajaran menjadi tidak jelas karena yang diukur hanya daya serap sesaat yang diungkap lewat proses penilaian hasil belajar yang artifisial. Pembelajaran tidak diarahkan kepada partisipatori total dari peserta didik yang pada akhirnya dapat melekat sepenuhnya dalam diri peserta didik; (4) aspek afektif cenderung terabaikan; (5) diskriminasi penguasaan wawasan terjadi akibat anggapan bahwa yang di pusat mengetahui segalanya dibandingkan dengan yang di daerah, yang di daerah merasa mengetahui semuanya dibandingkan dengan yang di cabang, yang di cabang merasa lebih tahu di bandingkan dengan yang di ranting, begitu seterusnya. Jadi, diskriminasi sistematis terjadi akibat pola pembelajaran yang subjek—objek; dan (6) pengajar selalu mereduksi teks yang ada dengan harapan tidak salah melangkah. Teks atau buku acuan dianggap segalanya jika telah menyampaikan isi buku acuan berhasillah dia.

Pembelajaran masa kini dirancang dengan berbagai model pembelajaran berdasarkan multikarakter siswa dan multikonteks belajar dengan berorientasi pada konsep bahwa (1) setiap peserta didik adalah unik. Peserta didik mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Oleh karena itu, proses penyeragaman dan penyamarataan akan membunuh keunikan tersebut. Keunikan harus diberi tempat dan dicarikan peluang agar dapat lebih berkembang; (2) anak bukan orang dewasa dalam bentuk kecil. Jalan pikir anak tidak selalu sama dengan jalan pikir orang dewasa. Orang dewasa harus dapat menyelami cara merasa dan berpikir anak-anak. Yang terjadi justru sebaliknya, pendidik memberikan materi pelajaran lewat ceramah seperti yang mereka peroleh dari bangku sekolah yang pernah diikuti; (3) dunia anak adalah dunia bermain tetapi materi pelajaran banyak yang tidak disajikan lewat permainan. Hal itu salah satunya disebabkan oleh pemb erian materi pelajaran yang jarang diaplikasikan melalui permainan yang mengandung nuansa filsafat pendidikan; (4) usia anak merupakan usia yang paling kreatif dalam hidup manusia. Namun, dunia pendidikan tidak memberikan kesempatan bagi kreativitas anak.

Pada kenyataannya, pola pengajaran dengan ciri berpusat pada guru itu memang sulit untuk dihindari karena guru terlanjur mempunyai memori yang kuat dan melekat sejak pertama mengajar sampai saat ini. Hasilnya, alih-alih siswa paham akan konsep pembelajaran, dia malah tidak paham akan materi yang diberikan selama pembelajaran karena lebih banyak mengantuk, mengobrol, dan asyik dengan gambar di bukunya. Sang guru senang karena pembelajaran terasa tenang, senyap, diam, dan semua wajah tertuju pada guru dengan bibir terkatup tanda setuju. Begitulah warna pembelajaran yang berpusat pada guru dan siswa sebagai konsumen. Sudah saatnya, guru menjadi subjek yang dinamis dan kreatif sehingga mampu menyerap perkembangan pembelajaran masa kini. Untuk lebih jelasnya, perhatikan berikut ini.
  • Mendengarkan penjelasan guru sepanjang hari tanpa memberikan respon dan penilaian terhadap materi yang disajikan
  • Mencatat semua informasi yang dituliskan guru di papan tulis dan didiktekan guru secara lisan tanpa sedikitpun memberikan pandangan dan catatan menurut pikirannya
  • Memberikan jawaban dengan mengulangi kata-kata yang pernah disampaikan guru atau imengulangi nformasi yang tertuang dalam buku teks.
  • Mengulangi kata-kata guru secara koor sewaktu guru memberikan jawaban sepotong-potong dan potongan jawaban yang lain dijawab bersama-sama seperti `kita perlu membuat kali………’ , kata guru dan siswa meneruskan dengan `maaaat’.
  • Menghasilkan karya dan solusi permasalahan setelah disajikan `resep’ rinci dari guru.
  • Membuat laporan dengan bahasa dan pedoman baku dari guru. Kadangkala jenis laporan seperti ini, cukup hanya melengkapi satu atau dua kata pada ruang kosong yang disediakan.
  • Ketika seorang siswa bertanya, `Pak, apakah teori itu dapat diterapkan di sini?’. Guru langsung mengatakan, `Kamu tahu kan bahwa teori itu hanya bias diterapkan di Eropa saja, ya…kan’. Jawaban guru disertai wajah sisnis yang terkesan menganggap pertanyaan siswa itu sebagai pertanyaan konyol.
  • Mengajukan pertanyaan, berkomentar terhadap suatu pendapat, menjawab pertanyaan secara kreatif
  • Membuat karangan kreatif berdasarkan pengalaman dan imajinasinya. Kadangkala dalam karangan itu disertai gambar untuk memperjelas bahasa tulis.
  • Memberikan jawaban sendiri secara kritis dengan alasan melalui hasil penalaran logis
  • Mengomentari jawban guru sambil mengungkapkan alasan tanda kesetujuannya atau ketidaksetujuaan
  • Menghasilkan karya dalam bentuk model, tulisan, produk teknologi sederhana
  • Membuat laporan dengan bahasa dan pola sendiri. Laporannya penuh imaginasi dan uraian yang disajikan sangat lengkap dan rinci
  • Ketika seorang siswa bertanya, `Pak, apakah teori itu dapat diterapkan di sini?’. Guru langsung mengajukan pertanyaan juga, `Menurutmu bagaimana dapat atau tidak diterapkan? `Kalau dapat, apakah teori itu mengalami penyesuaian?’ `Kalau tidak dapat, apakah tidak teori itu digantikan teori lain?’
Guru berprestasi tidaklah akan cepat puas dengan salah satu tindakan yang dilakukannya di dalam kelas sebelum mendapatkan hasil yang memuaskan bagi dirinya, siswa, dan kepentingan akademis. Banyak jalan menuju Roma, begitu pula banyak jalan untuk menjadi guru yang terbaik di antara yang baik. Guru yang seperti itu biasanya apabila mengajar selalu:
1. berpusat pada siswa
2. lebih senang pola induktif daripada deduktif
3. menarik dan menantang dalam menyajikan mata ajar
4. berorientasi pada kompetensi siswa
5. menekankan pembelajaran bukan pengajaran
6. memvariasikan model dan teknik pembelajaran
7. menggunakan sentuhan manusiawi
8. menggunakan media belajar yang menghasilkan pesan maksimal
9. menilai secara autentik
10. mengedepankan citra mengajar

Berikut ini  perbandingan pola mengajar konvensional dengan pola multimodel.
  • Guru berceramah apapun materinya.
  • Guru melakukan berbagai cara seperti: kata kunci, skema, resume, gambar, menyusun potongan konsep, isian lanjutan, analogi, permainan, dst.

Pada kenyataannya, guru berprestasi belum menjadi bagian dari hidup seorang guru secara otomatis dan serta merta karena taraf hidup yang masih di bawah standar. Hal tersebut menjadi sebuah catatan penting dalam menapaki budaya prestasi seorang guru. Untuk itu, perlu upaya pemberdayaan guru dengan (1) menaikkan tarap hidup melalui penguatan kesejahteraan, (2) mentransplantasikan pembelajaran modern secara top-down, (3) menguatkan kesadaran alamiah secara bottom-up, (4) membangun budaya kinerja yang berorientasi pada roh kebenaran pendidikan, (5) dan meningkatkan kadar ketangguhan, kekenyalan, dan keswadayaan guru.

Bagian IV

Dengan begitu, amatlah jelas bahwa guru berprestasi merupakan aspek penting dalam kemajuan pendidikan di sekolah. Apalagi, saat ini, Indonesia mulai berbenah diri dalam pelaksanaan pendidikan bagi warganya melalui diversifikasi kurikulum yang dapat melayani kemampuan sumber daya manusia, kemampuan siswa, sarana pembelajaran, dan budaya di daerah. Diversifikasi kurikulum tersebut pada akhirnya dapat menjamin hasil pendidikan bermutu yang dapat membentuk masyarakat Indonesia yang damai/sejahtera, demokratis, dan budaya saing untuk maju. Di sisi lain, perubahan zaman yang semakin cepat menuntut pembelajaran dapat mengimbangi perubahan tersebut.

Mengajar merupakan tugas yang sangat kompleks. Tugas kompleks tersebut tentunya juga dimiliki oleh guru berprestasi. Menurut Arends (dalam Kardi dan Nur, 2000:6), menjadi seorang guru berprestasi memerlukan sifat-sifat sebagai berikut.
  • Guru yang berhasil memiliki kualitas pribadi yang memungkinkan ia mengembangkan hubungan kemanusiaan yang tulus dengan siswa, orang tua, dan kolega-koleganya.
  • Guru yang berhasil mempunyai sikap yang positif terhadap ilmu pengetahuan. Mereka menguasai dasar-dasar pengetahuan tentang belajar dan mengajar; menguasai pengetahuan tentang perkembangan manusia dan cara belajar; dan menguasai pengajaran dan pengelolaan kelas.
  • Guru yang berhasil menguasai sejumlah keterampilan mengajar yang telah dikenal di dunia pendidikan untuk mendorong keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar.
  • Guru yang berhasil memiliki sikap dan keterampilan yang mendorong siswa untuk berpikir reflektif dan mampu memecahkan masalah. Mereka memahami bahwa belajar pengelolaan pembelajaran yang baik merupakan proses yang amat panjang sama halnya dengan profesi lain, yang memerlukan belajar dan interaksi secara berkelanjutan dengan kolega seprofesi.
Pembelajaran apapun yang digunakan guru, Dryden dan Vos (2000:296) secara khusus menyarankan kepada guru agar menggunakan enam kiat mengajar dengan efektif apabila mengharapkan hasil belajar siswa secara maksimal. Keenam kiat mengajar dengan efektif di kelas sebagai berikut :
a. Ciptakan kondisi yang benar
1) Orkestrakan lingkungan
2) Ciptakan suasana positif bagi guru dan murid
3) Kukuhkan, jangkarkan, dan fokuskan
4) Tentukan hasil dan sasaran; AMBAK—Apa Manfaatnya Bagiku?
5) Visualisasikan tujuan Anda
6) Anggaplah kesalahan sebagai umpan balik
7) Pasanglah poster di sekeliling dinding
b. Presentasikan dengan benar
1) Dapatkan gambar menyeluruh dahulu, termasuk perjalanan lapangan
2) Gunakan semua gaya belajar dan semua ragam kecerdasan
3) Gambarlah, buatlah pemetaan pikiran, dan visualisasikan
4) Gunakan konser musik aktif dan pasif

c. Pikirkan
1) Berpikirlah kreatif
2) Berpikirlah kritis—konseptual, analitis, dan reflektif
3) Lakukan pemecahan masalah secara kreatif
4) Gunakan teknik memori tingkat tinggi untuk menyimpan informasi secara permanen
5) Berpikirlah tentang pikiran Anda

d. Ekspresikan
1) Gunakan dan praktikkan
2) Ciptakan permainan, lakon pendek, diskusi, sandiwara—untuk melayani semua gaya belajar dan semua ragam kecerdasan

e. Praktikkan
1) Gunakan di luar sekolah
2) Lakukan
3) Ubahlah murid menjadi guru
4) Kombinasikan dengan pengetahuan yang sudah Anda miliki

f. Tinjau, Evaluasi, dan rayakan
1) Sadarilah apa yang Anda ketahui
2) Evaluasilah diri/teman/dan siswa Anda
3) Lakukan evaluasi berkelanjutan

Bagian V

Dari kupasan di atas, tampak jelas bahwa guru berprestasi memerlukan perubahan paradigma pendidikan dari pengajaran bergeser ke pembelajaran. Perubahan tersebut tentunya membutuhkan orang-orang yang berani menguji, memperbaiki, bahkan mengubah sistem dengan menyesuaikan realitas yang ada dan berkembang selama ini di masyarakat. Orang-orang tersebut meyakini bahwa dunia sudah berubah. Kemudian, mereka juga harus siap berubah. Mereka tidak hanya terkungkung oleh dunia verbalistis, yakni hanya sanggup berbicara tetapi tidak pernah berani menerapkannya atau tidak dapat menerapkannya. Mereka tidak pula hanya NATO (Nothing Action Talk Only) alias pandai berbicara tanpa pernah melakukan aksi nyata. Bukan mereka yang merasa bisa tetapi tidak bisa dan bukan pula mereka yang menutup diri dari kiprah anak-anak muda karena takut ketahuan ketidakmampuannya. Melainkan, mereka harus konsisten dengan omongannya, berani melakukan ujicoba, tidak takut salah, dan tidak sungkan-sungkan bertanya kepada yang tahu dan mengerti, terbuka, dan akomodatif terhadap ide yang berkembang. Itulah yang dinamakan guru berprestasi.

Saat ini, semua lembaga pendidikan mulai berbenah ke arah konsep pendidikan yang baru. Sekolah formal pun mulai menerapkan kurikulum baru yang mengarah kepada kompetensi dasar dan bermanajemen berbasis sekolah. Kemudian, para orang tua mulai melirik sekolah-sekolah, lembaga-lembaga pendidikan, dan sanggar-sanggar pendidikan yang megutamakan keunggulan. Guru berprestasi juga tentunya harus mengikuti arus perubahan dan berani mengubah paradigma pendidikan. Bukan malah bertahan dalam Status Quo, membentengi diri dengan alasan semua pembaruan sudah ada dalam diri mereka, bukan barang baru, kita semua bisa, dan seabrek alasan lainnya. Yang paling penting adalah berbuat aksi senyatanya dengan mencoba dan mengolah berbagai model pembelajaran berdasarkan kompetensi yang akan dicapai.

Daftar Pustaka

  1. Ardiana, Leo Idra. 2001. Pembelajaran Kontekstual. Makalah.
  2. Bahruddin, Ahmad. 2007. Pendidikan Alternatif Qaryah Thayyibah. Jogjakarta: LKIS.
  3. Brown, H. Douglas. 1987. Principles of Language Learning and Teaching. New Jersey: Prentice-Hall.
  4. Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
  5. Depdikbud. 1993. Kurikulum Bahasa Indonesia di MA/MA. Jakarta: Depdikbud.
  6. De Porter, Bobbi dkk. 1999. Quantum Learning. Bandung: Kaifa.
  7. ———. 1999. Quantum Bussines. Bandung: Kaifa.
  8. ———. 2001. Quantum Teaching. Bandung: Kaifa.
  9. Dryden, Gordon dan Vos, Jeanette. Revolusi Cara Belajar (bagian I dan II). Bandung: Kaifa.
  10. Fakih, Mansur, dkk. 2001. Pendidikan Popular, Membangun Kesadaran Kritis. Jogyakarta: Insist dan Read Book.
  11. Fairclough, Norman. 1995. Kesadaran Bahasa Kritis (terj. Hartoyo). Semarang : IKIP Semarang Press.
  12. Gardner, Howard. 2003. Kecerdasan Majemuk. Batam: Interaksara.
  13. Johnson, Elaine B. 2002. Contextual Teaching and Learning. California : Corwin Press, Inc.
  14. Low, Albert. 2004. Zen Meditation: Jurus Jitu Menenangkan Jiwa. Jogjakarta: Saujana.
  15. Mulder, Niels. 2007. Mistisisme Jawa: Ideologi di Indonesia. Jogjakarta: LKIS.
  16. Nur, Muhammad. 2000. Strategi-Strategi Pembelajaran. Surabaya: Pusat Studi Matematika dan IPA Sekolah, Unesa.
  17. Rooijakkers, 1982. Mengajar dengan Sukses. Jakarta: Gramedia.
  18. Silberman, Melvin L. 2004. Active Learning. Bandung : Nusa Media.
  19. Sindhunata (ed.). 2000. Membuka Masa Depan Anak-Anak Kita, Mencari Kurikulum Pendidikan Abad XXI. Jogyakarta: Kanisius.
  20. Suyatno dan Subandiyah, Heny. 2002. Metode Pembelajaran. Jakarta: Modul Pelatihan Guru Terintegrasi Berbasis Kompetensi.
  21. Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC.
  22. Suyatno. 2005. Permainan Penunjang Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta: Grasindo.
  23. Shor, Ira dan Freire, Paolo. 2001. Menjadi Guru Merdeka, Petikan Pengalaman. (terjemahan Nashir Budiman). Jogyakarta: LKIS.

*) Drs. Suyatno, M.Pd adalah Ketua Jurusan Bahasa Indonesia, Unesa. Makalah disampaikan dalam Seminar “Kiat dan Strategi Menjadi Guru Berprestasi” yang diadakan oleh Klub Guru, di Auditorium Indosat, tanggal 23 dan 30 Maret 2008
Sumber : dari sini

Friday, May 4, 2012

Memburu Roh Guru Berprestasi (Bagian 1 dari 2 Tulisan)

Di tengah terbukanya arus globalisasi dan informasi, hingga menjadi ''marak"nya peserta didik kita dalam mengidolakan para artis, sampai2 mengabaikan konsentrasi belajarnya yg lebih pokok.  Dari tahun ke tahun kualitas peserta didik semakin turun baik dari segi kualitas maupun identitasya sbg pelajar. Berbagai diskursus tentang dunia pendidikan pun banyak sudah digelar, tetapi perubahan karakter siswa maupun pendidiknya tidak ada perbaikan yang signifikan. Baik juga untuk kita urun rembug mendiskusikan tentang dunia pendidikan dinegeri kita ini agar lebih baik lagi. Yang menjadi pertanyaan dimanakan letak kesalahannya, sistem pendidikankah, murid atau guru sbg pendidik ?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, tentu tidak lepas dari sejauhmana seorang guru dapat memahami perannya sebagai seorang guru agar dikatakan menjadi guru yang  berhasil atau berprestasi? baiknya kita telaah narasi di bawah ini.

Perempuan, guru, Bu Mus, dengan asyiknya berbincang dengan para siswa yang hanya berjumlah 12 anak, meskipun gedung mau ambruk, lantai kusam, dan dinding bolong-bolong. Keasyikan seorang ibu guru yang berbayar rendah itu berjalan mulus karena sesuai dengan titik sentuh murid-muridnya. Pada akhirnya keduabelas murid itu melangkah untuk menjalani perkembangan diri sesuai dengan karakteristik masing-masing. Ketika besar, anak-anak itu menjadi orang. Apakah Bu Mus yang telah membingkai keduabelas anak itu disebut guru berprestasi?

Kemudian, Pak Fredy seorang guru yang energis, sering ikut pelatihan, akrab dengan internet, dan dikenal pimpinan, selalu memenangi beberapa perlombaan untuk guru. Murid-muridnya senang akan kessuksesan Pak Fredy. Namun, dari 40 murid, hanya lima murid yang kelak mampu menemukan jati dirinya, sedangkan yang lainnya sampai tua masih mencari-cari jati diri. Hal itu terjadi karena Pak Fredy lebih mengutamakan kemajuan anak-anak tertentu asalkan materi pembelajaran dapat terlaksanakan sesuai kurikulum. Apakah Pak Fredy dapat disebut guru berprestasi?

Lain lagi dengan Pak Toyo, tidak pernah kenal internet, buta dengan lomba, dan penampilan biasa-biasa saja, namun dia mengenali muridnya satu demi satu sehingga mampu menentukan menu pembelajaran yang sesuai dengan masing-masing anak. Pak Toyo selalu datang ke sekolah tepat waktu, menyapa anak, dan melihat materi yang akan diajarkan. Kebiasaaan itu menjadi warna sehari-hari Pak Toyo. Murid-muridnya mampu menembus jati diri masing-masing sehingga berkembang sampai pada tingkat pendidikan yang tertinggi dan mendulang pekerjaan sesuai dengan karakternya. Apakah Pak Toyo disebut guru berprestasi?

Sebenarnya, kita sangat susah menentukan apakah guru itu berprestasi atau bukan sebelum mengetahui apa yang dimaksud dengan berprestasi. Kalau guru prestasi diukur melalui keberhasilan anak menemukan jati dirinya, Ibu Mus dan Pak Toyolah yang disebut berprestasi. Namun, jika berprestasi dimaknai sebagai sering menang lomba, jago internet, dan dekat dengan pimpinan, Pak Fredylah yang jadi guru berprestasi. Kalau kedua orang itu dikatakan sebagi guru yang berprestasi, guru lain yang jumlahnya mungkin ribuan bahkan jutaan di Indonesia yang tidak akan seperti kedua guru dapat dikatakan tidak berprestasi. Artinya, saya dan pembaca yang lain pernah dan bahkan selalu diajar oleh guru yang tidak berprestasi.

Bagian II

Kata berprestasi mengarah pada keunggulan, keberhasilan, dan kepuncakan sesuatu. Kalau memang demikian artinya, sangat susah untuk menentukan apakah seorang guru itu berprestasi atau bukan. Prestasi sebenarnya merupakan perwujudan makna kesadaran penuh seseorang. Seseorang mecuci piring lalu piring itu bersih bukan sebuah prestasi, tetapi seorang mencuci piring mencoba untuk lebih sadar dalam mencuci piring, lebih menyadari gerakan tangannya dan menyadari perbuatannya demi kesehatan orang lain justru itulah yang lebih dapat dikatakan berprestasi. Begitu pula guru yang mengajar lalu nilai anak itu tinggi bukanlah sebuah prestasi. Namun, guru yang mengajar sehingga nilai anak itu tinggi kemudian merasakan kesadaran penuh proses mengajarnya, sadar akan perubahan yang terjadi dalam diri muridnya, dan sadar bahwa nilai tinggi itu memberikan motivasi bagi anak untuk berjuang lagi dapat dikatakan sebuah prestasi.

Oleh karena itu, siapapun guru itu perlu untuk mencoba mengambil peran aktif dalam membangkitkan kesadaran dirinya. Pada akhirnya, kesadaran sebagai seorang guru menjadi dasar dari segalanya, termasuk semua tindakan, semua pikiran, dan semua perasaannya. Seorang master dari Tibet (dalam Zen Meditation, 2004:110), berkata bahwa menggabungkan kesadaran dan tindakan seperti mencampur minyak dengan air, seperti mencoba keluar dari kulit kita sendiri. Oleh karena itu, guru berprestasi tidak perlu mencampurkan antara kesadaran tindakan, pikiran, dan perasaan namun cukup menyinergikan ketiga aspek itu. Guru yang mempunyai kesadaran penuh dapat dikatakan telah masuk pada wilayah kebenaran sebuah pembelajaran. Jadi, guru berprestasi adalah mereka yang berada dalam sebuah kebenaran.

Kebenaran tentang hubungan dengan murid, kebenaran dalam penggunaan media, kebenaran memilih materi, kebenaran memainkan metode, kebenaran sebagai seorang guru, dan kebenaran tentang jembatan sebuah kehidupan merupakan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru. Ibu Atik, yang sadar bahwa dalam pemahaman sebuah konsep ilmu, anak memerlukan sarana untuk masuk dalam titik sentuhnya. Ibu Atik dapat dikatakan telah mempunyai pemahaman pada sebuah kebenaran media. Pak Giran, yang sadar bahwa kedekatannya dengan murid menumbuhkan kekuatan cinta dapat dikatakan sebagai seseorang yang menjalankan kebenaran berhubungan dengan muridnya. Pak Mukhson, yang sadar tidak semua materi cocok dengan muridnya kecuali materi yang telah diseleksi dapat dikatakan sebuah telah memahami kebenaran dalam pemilihan materi. Begitu pula seterusnya, guru membangun kebenaran sejati untuk masuk dalam ruang pendidikan yang sebenarnya.

Dari uraian di atas, dapat dikatakan berprestasi merupakan wujud dari sebuah pencapaian kebenaran. Guru berprestasi adalah guru yang berada dalam roh kebenaran sejati yang sadar akan citra diri berdasarkan ketulusan dan keikhkasan. Sebaliknya, guru yang tidak berprestasi adalah guru yang pura-pura berada dalam jalur kebenaran tetapi justru merusak perkembangan anak baik secara pelan-pelan maupun frontal.

Sebenarnya, secara kodrati semua manusia berada dalam lingkungan kesadaran atas sebuah kebenaran kehidupan sehingga melahirkan ketulusan dan keikhlasan. Begitu pula guru, sebagai seorang manusia secara alamiah mempunyai aliran roh kebenaran yang mampu diwujudkan dalam situasi ketulusan dan keikhlasan. Namun, tidak semua guru menyadari akan kekayaan dirinya atas roh kebenaran karena tertutup oleh kemalasan, egoisitas, berpikir pendek, jalan pintas, tidak mau susah, dan cepat puas. Secara realitas justru jumlah guru yang lupa akan roh kebenarannya lebih banyak daripada yang mempunyai kebenaran sejati. Akibat sistem pendidikan yang belum menyentuh roh kebenaran pendidikan, budaya jalan pintas masyarakat, dan tuntutan ekonomis.

Saat ini, guru berprestasi hanya diukur melalui kuantitas portofolio guru dan hasil ucapan guru ketika di depan dewan jurinya saat lomba berlangsung. Tidak pernah guru berprestasi tersebut diukur secara mendalam tentang kepemimpinan, kepribadian, ketulusan, dan keikhlasan kepada murid maupun masyarakat sekitarnya. Lihat saja, sekarang guru sudah tidak dapat digugu dan ditiru murid-muridnya apalagi oleh masyarakatnya. Guru hanyalah sebagai sebuah instrumen yang melengkapi sebuah mesin untuk memproduksi hasil berupa angka-angka. Bahkan, secara individu tidak lagi didapati jiwa guru yang penuh dengan roh kebenaran sehingga banyak guru yang tidak yakin bahwa dirinya benar-benar seorang guru.

Semua orang sebenarnya seorang guru manakala mampu mengubah generasi muda dari belum tahu menjadi tahu, dari belum mengerti menjadi mengerti, dari belum paham menjadi paham, dari belum bisa menjadi bisa, dan dari brutal menjadi jiwa yang halus. Hakikatnya guru adalah bagian dari hierarki moral. Melalui mereka atau lebih tepatnya melalui kebijaksanaan mereka, rakyat dituntun agar tetap berada di jalan yang benar. Mulder menyebutkan bahwa guru adalah orang yang memiliki wahyu untuk membagi pewahyuan, membagi kebenaran kepada murid sehingga murid tersebut mempunyai kebijaksanaan (2007:189).

Guru berprestasi bukanlah sebatas sebuah instrumen bagi sebuah perjalanan program pendidikan, namun merupakan roh kehidupan agar menajadi kehidupan yang lebih baik. Untuk mencapai guru yang benar-benar berprestasi luar dalam perlu waktu dan perubahan budaya serta paradigma berpikir dari semua elemen masyarakat. Memang tampaknya sangat susah mewujudkan guru berprestasi yang berdasarkan roh kebenaran, tetapi kalau didekati dengan kebenaran dari berbagai pihak akan menjadi sebuah gambaran nyata.

Berlanjut ke Bagian Tiga......



Saturday, April 21, 2012

Ponpes Attaqwa: Belajar kepada yang lebih 'Tua', kenapa tidak?

KH Abdullah Syukri Zarkasyi; Bekali Santri dengan Jiwa Perjuangan
Sebuah semangat yang perlu dicontoh dan diteladani disaat perkembangan dan kualitas dunia pesantren mengalami penurunan di banding beberapa tahun yang lalu. Kini pesantren kalah pamor dan kurang memberi 'solutif' bagi wali murid yang mengharapkan anaknya menjadi orang yang sukses, tetapi tidak demikian bagi Pondok Pesantren Gontor. 

Bagi alumni Gontor, bukan hanya sukses dalam finansial, tetapi lebih dari itu, para alumninya sukses menjadi kader yang bisa bergerak dan menggerakkan, bisa hidup dan menghidupi, serta bisa berjuang dan memperjuangkan. Di mana pun mereka berada, mereka membawa kemaslahatan ummat. Demikian visi yang ditanamkan Gontor dalam mendidik santrinya yang disampaikan oleh K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi.

Kiri-kanan : KH. Moh. Amin Noer (Putranya), Almaghfurlah KH.Noer Alie
Apa yang menjadi visi dan Misi Pondok Modern Gontor Darussalam, Ponorogo Jatim, tidak jauh berbeda apa yang menjadi harapan dan cita-cita Almaghfurlah KH. Noer Alie (Pendiri Ponpes Attaqwa Bekasi) sejak awal pendirian Pesantren maupun saat estafeta kepemimpinnya dititahkan  kepada putra pertamanya KH. Moh. Amin Noer, agar alumni Pondok Pesantren Attaqwa diarahkan bukan hanya sekadar mandiri secara pribadi, melainkan memandirikan lembaganya dan orang lain yang tertuang dalam visi Ponpes Attaqwa: Bener, Pinter, Trampil dan Disiplin dengan tujuan  mencetak kader-kader umat di daerahnya masing-masing. 

Namun Attaqwa saat ini masih jauh dari harapan dan cita-cita Almaghfurlah KH. Noer Alie. Walaupun visi Attaqwa sebetulnya jauh lebih ke depan dibanding Gontor, dimana Pesantren Attaqwa khusus putri yang semula diberi nama al-Baqiyatussolihat (sekarang Pesantren Attaqwa Putri) sudah ada sejak tahun1965, sedangkan Gontor khusus putri baru dibangun tahun 1991 yang lalu. Perbedaan yang mencolok Gontor khusus pesantren putrinya memiliki jauh lebih besar (diluar Jawa) sementara Ponpes  Attaqwa baru hanya memiliki 1 Pondok khusus Putri.

Dengan latar belakang itulah marilah kita bangun kembali ghiroh untuk kembali meluruskan 'khittah' visi dan misi Pondok Pesantren Attaqwa yang telah diamanahkan Almaghfurlah KH. Noer Alie kepada generasi penerusnya, murid-muridnya, serta guru-guru, khususnya kepada pengelola Yayasan Attaqwa agar lebih baik lagi. 

Kenapa tidak? Marilah kita berkaca sejenak dan belajar kembali kepada sang maha guru Pondok Modern Gontor  seperti apa yang telah dilakukan oleh generasi penerusnya, KH. Abdullah Syukri Zarkasyi. Berikut adalah aktifitas sehari-hari beliau kepada anak didiknya yang saya kutip dari  media online Republika.co.id.

Ada kegiatan yang kerap dilakukan KH Abdullah Syukri Zarkasyi. Di sela-sela kesibukan memimpin Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, ia hampir rutin mengunjungi masjid dan langgar (mushala) binaan yang berada di desa-desa sekitar pesantren. Rutinitas itu dilakukan usai joging pada pagi hari dengan menyusuri persawahan di lingkungan Desa Gontor.

Berkeliling dari desa ke desa, mengamati dari dekat perkembangan tempat binaan tadi. Jumlah masjid serta langgar binaan kini telah mencapai ratusan. Sebagian lantas mendirikan lembaga pendidikan agama, semisal TPA, TK, MTs, atau MA bagi warga sekitar.

Kiai Syukri dengan tanpa kenal lelah mencarikan pendanaan bagi upaya pembangunan serta pengembangan tempat-tempat ibadah binaan tersebut. Berkat jaring an internasional yang luas, bantuan datang dari berbagai negara Islam. Pemberdayaan dan pembinaan masyarakat menjadi perhatian penting Kiai Syukri Zarkasyi.

Baginya, tak cukup hanya di pesantren semua aspek terpenuhi, tetapi ling kungan sekitar juga harus baik. Dan yang dilakukan tokoh kelahiran Ponorogo, 19 September 1942, dengan membina warga sekitar, adalah wujud nyata semangat tadi.

Dijelaskan Kiai Syukri, para santri nantinya akan kembali ke masyarakat sehingga selama di pondok mereka dibekali dengan ilmu, keterampilan, dan karakter kuat. Dengan demikian, mereka mampu berkiprah di mana pun berada. Inilah pendidikan kemandirian.

Para santri mendapat pendidikan, pengajaran, dan pelatihan agar terbangun jiwa mandiri. Mereka diarah kan bukan hanya sekadar mandiri secara pribadi, melainkan memandirikan lembaganya dan orang lain. Itu sesuai dengan visi Pondok Gontor, yakni mencetak kader-kader umat.

Santri senantiasa dilatih, diberi penugasan, dan didi siplinkan. Mereka mengelola unit usaha sendiri di lingkungan pesantren. Guru dan santri kemudian menjaga toko, mengurus sawah, mengelola penggilingan padi, atau pun mengelola pabrik roti.

Terdapat sekitar 32 unit usaha yang ditangani santri dan guru. Hasilnya, hampir Rp 10 miliar per tahun. “Dengan sistem kemandirian dalam bidang ekonomi ini, Pondok Gontor bisa membia yai segala keperluan kependidikan dan kesejahteraan tenaga pengajar dan karyawan, bahkan membantu ekonomi warga sekitar,’’ katanya.

Kiai Syukri berpendapat, pesantren harus menjadi lapangan perjuangan dan hendaknya dilaksanakan dengan kesungguhan. Karena itu, aspek pendidikan serta pelatihan-pelatihan tadi sangat bermanfaat dalam membentuk watak. Dengan bekal tersebut, para alumnus Gontor sanggup berjuang di mana saja.

“Itulah orang besar. Orang besar menurut Gontor adalah yang bersedia mengabdi dan berjuang di masyarakat dengan segala keikhlasannya meski di kampung kecil atau langgar terpencil,’’ tegas dia.

Mereka mengejawantahkan visinya sebagai kader umat. Kader yang bisa bergerak dan menggerakkan, bisa hidup dan menghidupi, serta bisa berjuang dan memperjuangkan. Di mana pun berada, mereka membawa kemaslahatan.

Kini, di berbagai daerah, para alumnus mendirikan BMT, sekolah, ataupun pesantren. Ada pula yang membina masjid dan mushala. Satu hal yang membanggakan. Dari semangat dan keikhlasan para alumnus, telah berdiri sebanyak 211 pondok pesantren.

Lebih jauh, putra pertama salah seorang tokoh pendiri Pondok Modern Gontor, KH Imam Zarkasyi, ini mengharapkan, para alumnus memberikan sumbangsih terbaik bagi masyarakat. Mereka bisa menularkan jiwa kemandirian, keikhlasan, maupun perjuangan, seperti diajarkan di Gontor. Dengan demikian, terwujud sebuah perubahan di tengah umat dan bangsa menuju ke arah lebih baik.

Seiring dengan itu, kepercayaan masyarakat kepada Pondok Modern Gontor semakin besar. Daya tampung di Pondok Gontor 1 yang `hanya' sekitar 4.500 santri tak mencukupi. Karena itu, pada 90-an, Pondok Modern Gontor dikembangkan dengan membuka cabang-cabang baru, semisal Gontor 2, 3, 4, dan seterusnya.

“Pondok Gontor kini sudah ada di sejumlah daerah, harapan kita bisa membangun sebanyak 30 cabang,'' papar Kiai Syukri. Kemudian, ada keinginan sebagian masyarakat untuk memondokkan putrinya. Sesuai pesan pendiri Gontor, jarak putri harus 100 kilometer.

Karena itulah, pondok putri dibangun di Mantingan, Ngawi, pada 1991. Secara keseluruhan, saat ini telah berdiri sekitar 19 cabang Pondok Gontor. Di antaranya terdapat di Aceh, Sulawesi, Lampung, Poso, Kampar, Kediri, Tanjung Jabung, Magelang, dan dengan jumlah santri 22 ribu orang.

Kiai yang sejak muda aktif dalam berbagai organisasi ini sekarang banyak terlibat dalam berbagai lembaga, baik di pemerintahan maupun tidak. Ia tercatat pernah menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Ciputat, pengurus Himpunan Pemuda Pelajar Islam (HPPI) Kairo, pengurus Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Den Haag, Belanda, serta Ketua MUI Ponorogo.

Adapun jabatan yang masih dipegang, antara lain ketua umum Majelis Pertimbangan Pendidikan dan Pengajaran Agama (MP3A) Kementerian Agama, ketua Badan Silaturahim Pondok Pesantren (BSPP) Jawa Timur, ketua MUI Pusat, dan anggota ahli Majlis Tanfidh Rabitah al-Jami'ah al-Islamiyyah al-Alamiyyah, Kaherah, Mesir.

Tak hanya itu, Kiai Syukri banyak mengadakan kunjungan ke berbagai negara untuk keperluan seminar, kunjungan budaya, ataupun studi perbandingan. Dia juga gencar menjalin kerja sama dengan lembaga pendidikan mancanegara, seperti Universitas Al Azhar Kairo, International Islamic University Malaysia, ataupun Al Ahqaf University Yaman.

Bagi dia, segala tugas dan tanggung jawab yang dilaksanakan selama ini adalah demi memberikan ushwatun hasanah.

Wednesday, April 18, 2012

Ping Blog Dibaca Search Engine

Baru dua minggu dari sekarang, blog saya berganti domain yang semula achmadtaher.blogspot.com sekarang sudah menjadi www.achmadtaher.web.id. Penggantian domain baru ini tentu mempengaruhi kinerja dan pembacaan di search engine optimation (SEO). Contoh perubahan saat blog saya dahulu, blog saya dlm posisi PR2, begitupun index di google naik. Tetapi setelah berganti domain baru ini, PR saya turun jadi NOL begitupun index di google.com, akan tetapi saya coba lagi agar konten yang pernah saya posting kembali normal di SEOnya. Setelah saya lakukan Pinging dan sebelumnya terlebih dahulu memasukkan meta tag, meta description, keywordblog mengalami banyak perubahan dalam waktu 2-3 hari. Walaupun demikian google.com sebetulnya sudah membaca secara otomatis, tanpa kita melakukan ping, tetapi alangkah baiknya domain baru saya ini akan saya coba setting ulang di setiap situs blogdirectory yang dulu pernah saya submit agar mungkin berpengaruh lebih cepat di baca SEO...hehehe.

Bagaimanapun bagi seorang seorang blogger ataupun yang memiliki Web Developer, pasti mereka tetap membutuhkan SEO. SEO adalah cara untuk memaksimalkan hasil pencarian dari sebuah Search Engine agar halaman Blog atau Web yang kita miliki dapat tampil terutama pada halaman pertama hasil pencarian dari search engine tersebut.

Tidak perlu lama saya membahas ini, teman blogger pasti lebih banyak mengetahuinya. Baiklah saya ingin melakukan pinging pada blog saya atau bisa juga sohib blogger mengikuti langkah-langkah yang saya pinging (kata teman blogger, situs ini bisa membuat blog kita populer..hehe) berikut langkah-langkahnya :

1. Langkah Penging Pertama :
  1. Pertama silahkan buka situs http://pingomatic.com di addressbar browser kamu.
  2. Pada tulisan "Blog Name" box, tulis nama  titel blog anda, seperti blog saya : contoh "komunitas oejoeng"
  3. In the "Blog Home Page" box enter alamat blog kamu contoh "http://www.achmadtaher.web.id"
  4. RSS URL (optional) : tulis nama RSS blog anda, seperti blog saya : http://feeds.feedburner.com/oejoengcommunity atau bisa juga RSS blog anda seperti : http://achmadtaher.blogspot.com/feeds/posts/default
  5. Kemudian di "Common Services" click "Check All"agar semua service terseleksi.
  6. Kemudian click tombol "Send Pings" .
 2. Langkah Pinging ke dua :
  1. Buka blog direktory disitus http://autopinger.com di Internet browser kamu.
  2. Di "Url" box enter alamat blog kamu contoh "http://www.achmadtaher.web.id"
  3. Kemudian click tombol "Start Ping".
3. Langkah Pinging ke tiga :
  1. Open blog direktory di situs http://www.pingmyblog.com di Internet browser kamu.
  2. Di "Blog Name" box enter titel blog kamu contoh "komunitas oejoeng"
  3. Di "Blog URL" box enter tulis alamat blog kamu contoh "http://www.achmadtaher.web.id"
  4. Kemudian click "Check All" agar semua layanan atau service terseleksi.
  5. Kemudian click "I agree with Terms Of Service".
  6. Kemudian clicktombol "Ping MY Blog".
4. Langkah Pinging ke empat :
  1. Buka blog directory di situs http://www.feedping.com di Internet browser kamu.
  2. Di dalam "Blog / Site Name:" box enter titel blog kamu contoh "komunitas oejoeng"
  3. Di "Blog / Site URL " box enter isikan alamat blog kamu contoh "http://www.achmadtaher.web.id"
  4. Kemudiann click "Check All" agar semua layanan service terseleksi.
  5. Kemudian click "I agree to Terms of Service".
  6. Kemudian click tombol "PING ONLY ONCE".
5. Langkah Pinging ke lima :

  1. Buka blog directory di situs http://pingler.com di Internet browser kamu.
  2. Pada "Website Name or Title:" box isikan titel blog kamu contoh "komunitas oejoeng"
  3. Pada "Website Url:" box isikan alamat blog kamu contoh "http://www.achmadtaher.web.id"
  4. Kemudian ketikkan text pada captcha image pada "Enter the Captcha Text" box.
  5. Kemudian click tombol "Ping My Site".
 6. Langkah Pinging ke enam :
  1. Dan terakhir buka site http://blogsearch.google.com/ping in your Internet browser.
  2. In the "Your blog's address:" box enter "http://www.achmadtaher.web.id"
  3. Then click the "Submit Blog" button.
Sebetulnya masih banyak lagi blog directory agar blog kita lebih banyak lagi di baca google melalui submit di blog directory yang bertebaran di internet. Tapi menurut saya enam saja cukup, alasannya jari-jari saya udah cape.  hehehe...


Saturday, April 14, 2012

Go to Hell With Your Aid Terhadap AS

Dengan tidak henti-hentinya wajiblah kita mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita kekayaan alam yang melimpah ruah, baik di daratan maupun di lautan serta sumber daya manusia yang banyak dan beragam. Keberagaman suku, bahasa dan pulau-pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke yang tidak dimiliki oleh bangsa manapun di dunia. Dengan nikmat itulah kita mesti bangga dan beryukur memiliki negara besar seperti Indonesia.

Kini, kata bentang dari Sabang sampai Merauke itu sudah tidak utuh lagi, karena telah lepasnya pulau Timor Timur dari NKRI, menjadi Negara tersendiri, Timor Leste. Lepasnya Timor Timur tidak lepas dari rapuh dan tidak tegasnya sikap politik luar negeri Pemerintahan kita. Dalam hal ini Pemerintah kita harus banyak belajar tentang keberanian sikap dari Bung Karno, kalau ingin kejadian Timor Timur tidak  terulang kembali.

"Go to hell with your aid" yang dikemukakan Soekarno kala itu adalah sebuah sikap politik yang tegas dan berani terhadap siapapun dan negara manapun yang coba-coba mengganggu kedaulatan NKRI tanpa kecuali termasuk Amerika Serikat. Terhadap negara tetangga Malaysia sekalipun yang satu rumpun, Soekarno dengan tegas menyatakan "Ganyang Malaysia" bila ada yang coba-coba merampas kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sikap ketegasan itulah, kini yang harus dimiliki seorang Presiden Susilo Bambang Yudoyono ketika 2500 pasukan Marinir AS mendarat di Darwin, Australia. Bagi Rakyat Indonesia pangkalan marinir AS di Darwin adalah sebuah ancaman bagi kedaulatan Indonesia.

Ancaman ini bukan tanpa alasan, seperti yang diungkapkan oleh Direktur Sabang Merauke Circle (SMC), Syahganda Nainggolan dalam diskusi yang bertema "Pangkalan marinir AS di Darwin, Ancaman bagi Kedaulatan Indonesia".  Kalau Australia dan AS itu mengklaim bahwa mereka adalah bagian dari Asia Pasifik dengan ikut mengamankan wilayah asia Pasifik, maka itu harus diwaspadai terhadap wilayah kita, khususnya Papua. Karena pada dasarnya mereka seolah-olah bersahabat dengan kita, tapi sebenarnya mereka adalah negara kolonialisme,". 

Ditempat terpisah Prof. Muhammad AS Hikam (Pengamat Politik jebolan Ohio, AS) dalam akun FBnya mengatakan mungkin terlalu pagi untuk mencurigai penempatan pasukan AS di Darwin, Australia, sebagai ancaman tehadap kedaulatan RI, tetapi kewaspadaan tinggi tetap harus ada. Perubahan geopolitik global pasca Perang Dingin, memungkinkan pergeseran locus konflik termasuk perebutan sumberdaya alam, khususnya energi. Posisi strategis Papua dan kerentanan sistem pertahanan RI menjadi daya tarik tersendiri bagi negara-negara besar untuk memperebutkannya. Perang modern tidak lagi membutuhkan penggelaran pasukan besar. Kecanggihan teknologi perang bisa diandalkan untuk intervensi dan penetrasi ke wilayah kita. 

Persoalan ini tentu jangan dianggap persoalan remeh temeh yang disikapi dengan gaya 'lebay'nya pak SBY dan jajarannya. Kita tau pemerintahan kita sangat lemah dalam bersikap tegas, Malaysia pun pernah dengan congkaknya 'meludahi' sikap politik kita beberapa kali, tapi apa sikap politik kita boleh dibilang "Lebay". Lebay dimaksud tak lain hanya bisa berkata "waspada, hati-hati, dan sederetan kata-kata lebay lainnya, tanpa mengedepankan sikap tegas kita bahwa sikap politik kita sebagai negara berdaulat, negara terbesar dan terkaya dapat diperhitungkan. 'Go to hell with your aid terhadap pangkalan Marinir AS perlu disuarakan lagi oleh pemerintahan SBY. 

Jika SBY tidak sehebat dan seberani Soekarno dengan slogan Go to hell with your aid nya, ketegasan SBY tetap diperlukan melalui pernyataan-pernyataan sikap yang lebih tegas dan elegan seperti yang diungkapkan dari seorang novelis kulit hitam AS, James Baldwin, yang mengatakan: "Tidak semua hal yang kita hadapi dapat kita ubah. Namun tidak ada sesuatu yang dapat kita ubah kecuali kita hadapi lebih dahulu." Sangat penting bagi kita untuk berani menghadapi masalah secara tegas, lalu dicarikan solusi, Jika kita mencari solusi tanpa berani berhadapan dengan persoalan, maka yg terjadi hanyalah membuang-2 waktu atau berdalih belaka. 

Dalam diskusi di group pak AS Hikam saya bertanya : Dari dulu kita memang negara pemimpin yang lemah, Bung Karno pengecualian. Cukupkah kita hanya berkata waspada dan hati-hati, sementara kita selalu kecolongan?  kewaspadaan seperti apa lagi agar NKRI tetap terjaga? 

"Untuk mencegah deployment pasukan AS di Aussie itu sebagai sebuah strategi permanen, bukan sementara sebagaimana dikatakan Pemerintah AS dan Aussie. DPR harus menyuarakan dan menekan Pemerintah bahwa rakyat RI tidak setuju dengan upaya apapun yg bersifat military build-up di wilayah sekitar Indonesia. Rakyat RI (termasuk masyarakat sipil) diberikan sosialisasi mengenai masalah Kamnas agar tetap peka dan siaga terhadap ancaman-2 tsb. Khusus mengenai Papua, yg menjadi target paling dekat, harus segera diselesaikan secara mendasar dengan pendekatan kesejahteraan dan budaya di samping pengamanan tertorial." Itulah jawaban pak Prof. MAS Hikam sekaligus menutup diskusi.

Rakyat menunggu sikap politik "go to hell with your aid ala pak Beye. Masih lebaykah presiden kita, atau menunggu Papua dicaplok?

Friday, April 13, 2012

Satu lagi : Perempuan Penghuni Syurga

Penulis: Ummu Rumman Siti Fatimah
Muraja’ah: ustadz Abu Salman

Dari Atha bin Abi Rabah, ia berkata, Ibnu Abbas berkata padaku,
“Maukah aku tunjukkan seorang wanita penghuni surga?”

Aku menjawab, “Ya”

Ia berkata, “Wanita hitam itulah yang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, ‘Aku menderita penyakit ayan (epilepsi) dan auratku tersingkap (saat penyakitku kambuh). Doakanlah untukku agar Allah Menyembuhkannya.’

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu surga, dan jika engkau mau, aku akan mendoakanmu agar Allah Menyembuhkanmu.’

Wanita itu menjawab, ‘Aku pilih bersabar.’ Lalu ia melanjutkan perkataannya, ‘Tatkala penyakit ayan menimpaku, auratku terbuka, doakanlah agar auratku tidak tersingkap.’

Maka Nabi pun mendoakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)


Betapa rindunya hati ini kepada surga-Nya yang begitu indah. Yang luasnya seluas langit dan bumi. Betapa besarnya harapan ini untuk menjadi salah satu penghuni surga-Nya. Dan subhanallah! Ada seorang wanita yang berhasil meraih kedudukan mulia tersebut. Bahkan ia dipersaksikan sebagai salah seorang penghuni surga di kala nafasnya masih dihembuskan. Sedangkan jantungnya masih berdetak. Kakinya pun masih menapak di permukaan bumi.

Sebagaimana perkataan Ibnu Abbas kepada muridnya, Atha bin Abi Rabah, “Maukah aku tunjukkan seorang wanita penghuni surga?” Aku menjawab, “Ya”
Ibnu Abbas berkata, “Wanita hitam itulah….dst”

Wahai saudariku, tidakkah engkau iri dengan kedudukan mulia yang berhasil diraih wanita itu? Dan tidakkah engkau ingin tahu, apakah gerangan amal yang mengantarkannya menjadi seorang wanita penghuni surga?

Apakah karena ia adalah wanita yang cantik jelita dan berparas elok? Ataukah karena ia wanita yang berkulit putih bak batu pualam?

Tidak. Bahkan Ibnu Abbas menyebutnya sebagai wanita yang berkulit hitam.

Wanita hitam itu, yang mungkin tidak ada harganya dalam pandangan masyarakat. Akan tetapi ia memiliki kedudukan mulia menurut pandangan Allah dan Rasul-nya. Inilah bukti bahwa kecantikan fisik bukanlah tolak ukur kemuliaan seorang wanita. Kecuali kecantikan fisik yang digunakan dalam koridor yang syar’i. Yaitu yang hanya diperlihatkan kepada suaminya dan orang-orang yang halal baginya.

Kecantikan iman yang terpancar dari hatinyalah yang mengantarkan seorang wanita ke kedudukan yang mulia. Dengan ketaqwaannya, keimanannya, keindahan akhlaqnya, amalan-amalan shalihnya, seorang wanita yang buruk rupa di mata manusia pun akan menjelma menjadi secantik bidadari surga.

Bagaimanakah dengan wanita zaman sekarang yang sibuk memakai kosmetik ini-itu demi mendapatkan kulit yang putih tetapi enggan memutihkan hatinya? Mereka begitu khawatir akan segala hal yang bisa merusak kecantikkannya, tetapi tak khawatir bila iman dan hatinya yang bersih ternoda oleh noda-noda hitam kemaksiatan – semoga Allah Memberi mereka petunjuk -.

Kecantikan fisik bukanlah segalanya. Betapa banyak kecantikan fisik yang justru mengantarkan pemiliknya pada kemudahan dalam bermaksiat. Maka saudariku, seperti apapun rupamu, seperti apapun fisikmu, janganlah engkau merasa rendah diri. Syukurilah sebagai nikmat Allah yang sangat berharga. Cantikkanlah imanmu. Cantikkanlah hati dan akhlakmu.

Wahai saudariku, wanita hitam itu menderita penyakit ayan sehingga ia datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan meminta beliau agar berdoa kepada Allah untuk kesembuhannya. Seorang muslim boleh berusaha demi kesembuhan dari penyakit yang dideritanya. Asalkan cara yang dilakukannya tidak melanggar syariat. Salah satunya adalah dengan doa. Baik doa yang dipanjatkan sendiri, maupun meminta didoakan orang shalih yang masih hidup. Dan dalam hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki keistimewaan berupa doa-doanya yang dikabulkan oleh Allah.

Wanita itu berkata, “Aku menderita penyakit ayan dan auratku tersingkap (saat penyakitku kambuh). Doakanlah untukku agar Allah Menyembuhkannya.”

Saudariku, penyakit ayan bukanlah penyakit yang ringan. Terlebih penyakit itu diderita oleh seorang wanita. Betapa besar rasa malu yang sering ditanggung para penderita penyakit ayan karena banyak anggota masyarakat yang masih menganggap penyakit ini sebagai penyakit yang menjijikkan.

Tapi, lihatlah perkataannya. Apakah engkau lihat satu kata saja yang menunjukkan bahwa ia benci terhadap takdir yang menimpanya? Apakah ia mengeluhkan betapa menderitanya ia? Betapa malunya ia karena menderita penyakit ayan? Tidak, bukan itu yang ia keluhkan. Justru ia mengeluhkan auratnya yang tersingkap saat penyakitnya kambuh.

Subhanallah. Ia adalah seorang wanita yang sangat khawatir bila auratnya tersingkap. Ia tahu betul akan kewajiban seorang wanita menutup auratnya dan ia berusaha melaksanakannya meski dalam keadaan sakit. Inilah salah satu ciri wanita shalihah, calon penghuni surga. Yaitu mempunyai sifat malu dan senantiasa berusaha menjaga kehormatannya dengan menutup auratnya. Bagaimana dengan wanita zaman sekarang yang di saat sehat pun dengan rela hati membuka auratnya???

Saudariku, dalam hadits di atas terdapat pula dalil atas keutamaan sabar. Dan kesabaran merupakan salah satu sebab seseorang masuk ke dalam surga. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu surga, dan jika engkau mau, aku akan mendoakanmu agar Allah Menyembuhkanmu.” Wanita itu menjawab, “Aku pilih bersabar.”

Wanita itu lebih memilih bersabar walaupun harus menderita penyakit ayan agar bisa menjadi penghuni surga. Salah satu ciri wanita shalihah yang ditunjukkan oleh wanita itu lagi, bersabar menghadapi cobaan dengan kesabaran yang baik.

Saudariku, terkadang seorang hamba tidak mampu mencapai kedudukan kedudukan mulia di sisi Allah dengan seluruh amalan perbuatannya. Maka, Allah akan terus memberikan cobaan kepada hamba tersebut dengan suatu hal yang tidak disukainya. Kemudian Allah Memberi kesabaran kepadanya untuk menghadapi cobaan tersebut. Sehingga, dengan kesabarannya dalam menghadapi cobaan, sang hamba mencapai kedudukan mulia yang sebelumnya ia tidak dapat mencapainya dengan amalannya.

Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika datang suatu kedudukan mulia dari Allah untuk seorang hamba yang mana ia belum mencapainya dengan amalannya, maka Allah akan memberinya musibah pada tubuhnya atau hartanya atau anaknya, lalu Allah akan menyabarkannya hingga mencapai kedudukan mulia yang datang kepadanya.” (HR. Imam Ahmad. Dan hadits ini terdapat dalam silsilah Al-Haadits Ash-shahihah 2599)

Maka, saat cobaan menimpa, berusahalah untuk bersabar. Kita berharap, dengan kesabaran kita dalam menghadapi cobaan Allah akan Mengampuni dosa-dosa kita dan mengangkat kita ke kedudukan mulia di sisi-Nya.

Lalu wanita itu melanjutkan perkataannya, “Tatkala penyakit ayan menimpaku, auratku terbuka, doakanlah agar auratku tidak tersingkap.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berdoa kepada Allah agar auratnya tidak tersingkap. Wanita itu tetap menderita ayan akan tetapi auratnya tidak tersingkap.

Wahai saudariku, seorang wanita yang ingatannya sedang dalam keadaan tidak sadar, kemudian auratnya tak sengaja terbuka, maka tak ada dosa baginya. Karena hal ini di luar kemampuannya. Akan tetapi, lihatlah wanita tersebut. Bahkan di saat sakitnya, ia ingin auratnya tetap tertutup. Di saat ia sedang tak sadar disebabkan penyakitnya, ia ingin kehormatannya sebagai muslimah tetap terjaga. Bagaimana dengan wanita zaman sekarang yang secara sadar justru membuka auratnya dan sama sekali tak merasa malu bila ada lelaki yang melihatnya? Maka, masihkah tersisa kehormatannya sebagai seorang muslimah?

Saudariku, semoga kita bisa belajar dan mengambil manfaat dari wanita penghuni surga tersebut. Wallahu Ta’ala a’lam.

Marji’:
Syarah Riyadhush Shalihin (terj). Jilid 1. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin. Cetakan ke-3. Penerbit Darul Falah. 2007 M.

sumber : muslimah.or.id

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...